"Iya dimana?" Kedua mata Polisi berpakaian preman mendelik. Tubuhnya condong ke arah sang pemuda.
"Kampung Blukutuk" Wajahnya semakin terbenam, menyisakan rambut awut-awutan sisa dijambak Ibu-Ibu di pos.
"Apa yang kamu cari di kampung ini?" Polisi berkelapa eeeh kepala botak mengangkat dagu si pemuda.
"Saya ngga cari apa-apa Pak. Kebetulan tadi lewat kampung sini mau nonton layar tancep, terus saya dipanggil dan digeledah di pos, eh ngga taunya saya dikeroyok seluruh warga."
Di luar pendopo warga masih berkerumun. Mereka berharap sidang dilakukan secara terbuka di halaman.Teriakan-teriakan untuk mengeluarkan si pemuda menggelegar. Burung hantu yang biasa mangkal di atas pohon bambu dekat pendopo, kabur seketika.
"Keluaaaarrrrrin woyyyy...!!!!"
"Bakaaaaarrrrr.....!!!!"
"Bawaaaa keluaaaarrrr !!!!!"
"Jangan dikasih ampun !!!"
Polisi yang berjaga di luar kewalahan. Beberapa warga merengsek maju. Saling dorong tak terhindarkan. Mpok Jamilah yang lagi menyusui tiba-tiba menjerit kencang. Semua mata tertuju kepada Mpok Jamilah. Merasa jadi perhatian, dengan cenggegesan Mpok Jamilah bilang, "Maaaaf, nih bocah gigitnya kenceng banget, ampe kaget saya..."
Spontan warga berteriak "Huuuuuuuuuuuuuuuuuuu....!!!" Kemudian melanjutkan perjuangan untuk mengeluarkan si pemuda tanggung.