"Kalau kamu tidak ngapa-ngapain, kenapa warga bisa curiga dan menuduh kamu sebagai peneror?" Polisi berkepala botak mulai menghisap sebatang rokok untuk meredakan keteganggan pikirannya karena adanya teriakan-teriakan dari luar
"Sumpah saya juga ngga tau Pak." Isak tangis keluar dari mulutnya.
Sementara itu, Polisi berpakaian preman usai memeriksa isi tas yang dibawa si pemuda segera melapor, "Lapor Komandan, isi dalam tas tidak ada yang mencurigakan, hanya pakaian dalam beserta makanan tape uli saja."
Polisi berkepala botak manggut-manggut mendapati laporan tersebut, kemudian berbisik, "Pak RT saya minta tolong panggil beberapa warga yang tadi ada di pos dan menggeledah pemuda ini."
"Baik Komandan !"
Pak RT keluar pendopo, tak lama masuk kembali dengan dua orang warga yang tadi menggeledah si pemuda.
"Bapak berdua tadi berada di pos dan menggeledah pemuda ini?" Tanya Polisi berkepala botak
"Benar Komandan !" Jawab mereka berdua kompak
"Dengan alasan apa kalian berdua menggeledah dia?"
"Begini Komandan, sejak seminggu lalu kampung kami banyak kehilangan hewan ternak. Di tambah dua hari ini, beberapa ibu melaporkan banyak kehilangan pakaian dalam. Kami merasa ada yang meneror. Ada yang ingin membuat gaduh dan tidak tenang warga. Oleh karena itu, demi terciptanya kenyamanan, kami memeriksa setiap pendatang. Termasuk pemuda ini." Laki-laki berkopyah menjelaskan dengan semangat
"Lah terus atas dasar apa kalian menuduh pemuda ini sebagai peneror kampung?"