Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Buku saya : Utang Itu Candu,menjalani hidup yang waras tanpa riba | Blog pribadi : https://www.banguntidur99.com/

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mati Penasaran, Teror Pocong Pinjol Part II

11 Juli 2024   22:41 Diperbarui: 11 Juli 2024   23:00 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diolah pribadi dari https://www.tiktok.com/@ghostdmarketing/video/7380033288808975662

"Kalau gue gak jadi ke rumah Roby, gengsi gue sama Budi. Nanti dikira gue penakut lagi," ucap ia dalam hati.

Dengan rasa takut yang melanda, Adam menuju rumah Roby dengan berjalan kaki. Saat hendak sampai di daerah pemakaman, Adam berhenti sejenak untuk menunggu warga yang lewat agar ia tidak sendirian. Ia duduk di sebuah saung yang terbuat dari bambu dan papan, persis di pinggir jalan tempat biasa ibu-ibu bergosip setiap sore. Apes, 10 menit menunggu tak ada juga warga yang lewat. Ia pun memutuskan untuk menunggu 10 menit lagi. Habis sudah 10 menit, tidak ada warga yang melintas.

"Buset, ini kampung sepi amat, gak ada orang lewat sama sekali," ucapnya sambil menengok kanan-kiri, berharap ada warga yang melintas malam itu.

"Jam menunjukkan pukul 09:25 malam.

'Duh, kok makin sepi ya,' ucap Adam dengan nada sedikit ketakutan.

Suasana semakin malam, namun Adam belum beranjak dari saung yang ia duduki.

'Ah, apa gue balik ke rumah aja ya, kok gue jadi penakut gini sih,' gumam Adam.

Dalam kegelisahannya, Adam tiba-tiba mencium bau busuk yang berasal dari belakang saung.

'Waduh, bau busuk lagi,' ucapnya sambil memasang muka ketakutan.

'Gue gak boleh takut lagi, gue harus lawan rasa takut ini,' ia berupaya memberanikan diri dengan sugesti ala-ala Deddy Corbuzier.

Selagi ia mensugesti dirinya sendiri agar tidak takut, tiba-tiba muncul suara berisik dari atas genteng saung yang sedang ia duduki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun