"Ok, siap, Rob."
Seusai memasak dan makan mie, mereka berdua memutuskan untuk tidak ikut tahlilan di hari ketiga karena masih merasa ketakutan.
"Rob, makasih ya bajunya. Gue pake dulu," ucap Fikri di sela-sela obrolan.
"Selow, Fik," jawab Roby.
Waktu menunjukkan pukul 20:00 WIB. Lalu HP Roby berdering, tertulis "Adam memanggil" pada layar HP Roby. Ia langsung mengangkatnya. "Halo, Dam."
"Di mana lu, Rob? Kok gak ada di rumah Budi? Gue telepon si Fikri gak diangkat-angkat. Ke mana ya itu anak?" tanya Adam dalam sambungan teleponnya.
"Fikri ada nih sama gue. HP dia ada di rumahnya. Dia tinggal HP-nya. Habis ngeliat pocong pinjol di rumahnya, Dam!"
"Waduh, seriusan lu, Rob? Gue kesana deh nanti habis ngaji dulu ya. Gak enak sama Budi udah di sini soalnya. Nanti gue juga jelasin sama Budi masalah si Fikri biar dia gak mikir aneh kalian gak datang ke tahlilannya."
"Ok, siap, Dam. Makasih ya. Salam sama Budi."
"Ok, Rob." Adam menutup teleponnya dan langsung bercerita kepada Budi tentang apa yang dialami Fikri di rumahnya.
"Padahal utang pinjol ibu udah dilunasi. Kok masih aja gangguin Fikri ya," ucap Budi.