Mukhlis, Rangga, dan Ratri pulang kembali ke rumah kontrakan mereka. Namun, saat mereka mendekati rumah, Rangga melihat pintu depan terbuka lebar. Ia merasa ada yang tidak beres dan segera memanggil Kartika.
"Kartika? Tika, kamu di mana?" panggil Rangga, suaranya sedikit cemas.
Tidak ada jawaban dari dalam rumah. Mukhlis, Rangga, dan Ratri saling berpandangan sebelum memutuskan untuk masuk. Mukhlis meminta Ratri untuk memanggil Kartika di kamar, sementara ia dan Rangga menunggu di ruang tamu.
"Rat, buruan panggil Kartika. Makan bareng di ruang tamu," kata Mukhlis dengan tenang meskipun hatinya sedikit gusar.
Ratri mengangguk dan berjalan menuju kamarnya dan Kartika. Ia membuka pintu dengan pelan dan melihat Kartika berada di pojok kamar, dia berasumsi bahwa Kartika sedang tidur. Namun, Ratri merasa ada yang aneh. Kartika tertidur dengan baju tertutup dan berjilbab, padahal dia hanya sendirian di rumah.
"Tik, bangun. Kita makan bareng di ruang tamu," bisik Ratri sambil menyentuh bahu Kartika dengan lembut.
Mukhlis dan Rangga sedang berdiskusi ringan saat Ratri dan Kartika muncul di ambang pintu.
"Ayo, kita makan sekalian diskusi," kata Mukhlis sambil tersenyum, berusaha mencairkan suasana.
Mereka duduk di lantai tanpa alas. Hidangan sudah tertata rapi: ikan nila, udang goreng, cumi goreng, capcay, dan cah kangkung. Kartika duduk dan muai makan dengan lahap, sesuatu yang membuat teman-temannya terkejut dan tergelitik.
"Lapar banget, Tik?" canda Rangga, mencoba mencairkan suasana.
Namun, Kartika hanya diam membisu, tidak merespon sama sekali. Ia terus makan dengan sangat lahap, memakan segala yang ada di hadapannya tanpa berhenti. Mukhlis, Rangga, dan Ratri saling bertukar pandang, bingung dengan apa yang mereka saksikan.