Setelah kesepakatan itu tercapai, mereka mulai berbenah. Kartika dan Ratri memilih kamar yang ada di dekat dapur dan toilet sementara Mukhlis dan Rangga menempati kamar yang berada dekat dengan ruang tamu. Ruang tamu yang luas dan terang menjadi tempat berkumpul mereka. Suara riuh burung di luar jendela dan gemerisik angin di pepohonan menciptakan suasana damai yang sangat berbeda dengan kebisingan kota.
Mereka mulai berdiskusi mengenai pembagian tugas dan program kerja di ruang tamu. Mukhlis, dengan buku catatannya, memimpin pertemuan ini dengan serius namun santai.
"Kita memiliki dua macam program," jelas Mukhlis sambil menatap teman-temannya satu per satu. "Pertama, tentu saja semua sudah tahu dan sudah mempersiapkannya yaitu program pribadi sesuai dengan Program Studi masing-masing. Kedua, program kelompok yang akan kita kerjakan bersama-sama. Yang ini, akan kita rancang dan susun bersama berdasarkan hasil pertemuan kita besok di balai bahasa."
Mukhlis melanjutkan dengan nada lebih serius, "Untuk menjalankan program, kita harus bergantian. Maksudnya, harus selalu ada satu orang yang tinggal di rumah kontrakan ini jika saja ada warga atau pihak kampung yang ingin berkomunikasi dengan kita."
Kartika mengangguk. "Itu ide yang bagus. Kalau ada yang datang dan tidak ada yang menyambut, bisa-bisa mereka menganggap kita tidak serius KKN di sini."
Semua orang setuju dengan rencana Mukhlis setelah mendengarkannya dengan seksama. Mereka pun mulai menyusun jadwal giliran berjaga di rumah.
Keesokan harinya, suasana pagi di Kampung Namukaes terasa sejuk dan tenang. Mukhlis, Rangga, dan Ratri sudah bersiap-siap untuk pergi ke balai kampung. Mereka berpakaian rapi dan mengenakan almamater Universitas, siap untuk bertemu dengan aparat kampung dan memulai program KKN mereka.
"Kartika, kami pergi ya," kata Mukhlis sambil mengemas barang-barangnya. "Kamu jaga rumah ya. Kalaua da warga yang datang, catat aja dulu keperluan mereka. Nanti kita diskusikan setelah kami kelar."
"Aman, siap, Mukhlis," jawab Kartika dengan senyum dan semangat. "Jangan lupa ya bawakan makanan buat aku."
Rangga menoleh dan bertanya, "Kamu mau makan apa?"
Kartika berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku makan apa aja yang kalian bawa kok, asal bukan udang. Aku alergi udang."