Jalin komunikasi yang baik dengan anak. Komunikasi harus dia arah. Ajak anak untuk sering ngobrol dan berinteraksi. Hal ini untuk melatih otak premotor cortex-nya agar bekerja dengan normal.
Kedua, beraktivitas bersama.Â
Ingat, apati terjadi bukan atas keinginan sang anak. Ini artinya, harus ada stimulus dari orangtua. Jika hanya mengandalkan kesadaran mereka, maka ini akan sia-sia.Â
Oleh karena itu, orangtua harus aktif mengajak anak untuk beraktivitas bersama, seperti olahraga bersama, makan di restoran, nonton, rekreasi, berkebun, beberes rumah, memasak bersama, beribadah bersama, dll.
Ketiga, latih kedisiplinan.Â
Latih kedisiplinan anak, mulai dari hal-hal yang kecil, seperti membereskan kamar, makan, mandi, menyiram bunga, dll. Kita bisa membuat jadwal yang harus dipatuhi. Buat komitmen tentang reward dan punishment jika jadwal dan aturan lainnya dilanggar.
Keempat, ajarkan rasa tanggung jawab.Â
Coba beri anak kepercayaan agar ia memiliki rasa tanggung jawab dengan kepercayaan yang kita berikan. Misalnya, memercayakan anak untuk mengurus kucing peliharaan, memberi kepercayaan kepada anak untuk menanak nasi atau memberi kesempatan anak untuk mengatur keuangannya sendiri, dll.
Kelima, berhenti untuk underestimate.Â
Ya, jangan pernah menyepelekan atau menganggap anak tidak mampu dalam berbagai hal. Sebaliknya, dorong semangatnya untuk terus maju dan memerangi rasa malasnya.
Keenam, libatkan ia dalam pengambilan keputusan.Â