Mohon tunggu...
Fierman Much
Fierman Much Mohon Tunggu... -

seorang pria biasa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Kejanggalan Paling Mendasar dari Kasus Kopi Vietnam

13 Februari 2016   23:42 Diperbarui: 15 Februari 2016   12:18 2768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua (Kata PROF DR TJANDRA YOGA ADITAMA ) sumber lengkap

Sementara itu, sianida lain dalam bentuk natrium dan kalium sianida berbentuk padat atau kristal yang higroskopis. Sianida mudah diserap oleh tubuh, baik melalui saluran cerna, saluran pernapasan maupun lewat kulit. Begitu masuk dalam tubuh maka sianida akan beredar ke berbagai alat tubuh, utamanya ke hati, paru, darah, dan otak. Sekitar 80% sianida yang masuk dalam tubuh akan di metabolisme menjadi tiosianat di hati, dan bisa dikeluarkan melalui urine.

Bila sianida masuk melalui sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalah di hati. Keracunan Sianida berakibat buruk pada sistem kardiovaskular, termasuk peningkatan resistensi vaskuler dan tekanan darah di dalam otak, sistem pernapasan dan sistem susunan saraf pusat. Sistem endokrin biasanya terganggu pada keracunan kronik sianida.

Kopi masuk ke tubuh mirna (yg diduga mengandung sianida) tentunya melalui salauran pencernaan (mulut, esophagus, lambung, usus kecil-penyerapan, hati........)
1. Hasil polisi : cuma ada di lambung bersarang sianida. Hati (alat filter racun), emepedu dan urine tidak ada sianida, cuma ada kafein. (berita lain mengatakan ada kafein tidak ada sianida pada hati, empedu dan urine)
2. Profesor : melalui saluran pencernaan kandungan paling tinggi di hati.

============

masih banyak banget sih yang menarik musti baca halaman demi halaman… kl saya copas semua bisa - bisa puanjanggg banget… ini saya copas hanya dari halaman - halaman belakang aja.... ini aja udah panjang banget…

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun