Mohon tunggu...
Fierman Much
Fierman Much Mohon Tunggu... -

seorang pria biasa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Kejanggalan Paling Mendasar dari Kasus Kopi Vietnam

13 Februari 2016   23:42 Diperbarui: 15 Februari 2016   12:18 2768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Original Posted By fei2x â–º

Salah besar.

Pertama, sianida adalah zat yang mudah terurai dan menguap. Sangat sulit mendeteksi kasus keracunan sianida kalau tidak langsung diperiksa hari itu juga setelah korban terpapar zat itu. Sampel air liur, residu sianida di bibir, dalam mulut, hidung, darah dan urine harus secepat mungkin diambil untuk diperiksa lebih lanjut karena penelitian menunjukkan bahwa kadar sianida di sampel darah berkurang sampai 79% dalam autopsi yang dilakukan sehari sesudah korban terpapar zat itu. Juga ada kemungkinan sianida yang ditemukan sewaktu autopsi adalah racun yang memang dikeluarkan oleh proses pembusukan mayat. Hal terakhir ini juga dikatakan oleh Dokter Forensik Ferryal Basbeth ("Perlu diperhatikan juga bahwa mayat memang menghasilkan sianida. Jadi kalau menetapkan pembunuhan karena menemukan sianida di lambung, itu kurang akurat. Polisi juga perlu mengambil sampel dari air liur, kantong empedu, dan urin, apakah ada sianida di situ," kata Ferryal kepada CNNIndonesia.com, Jumat (22/1).)

Assistant professor of criminal justice Chi-Chung (Jorn) Yu:
"Unless cyanide is found at the time of death on the mouth or nose, elevated cyanide concentration can only be found for up to two days under current toxicological testing."
"Due to the relatively short half-life of cyanide—from minutes to hours depending on the matrix—toxicological detection of cyanide to confirm cyanide poisoning may only be feasible within the first few hours following exposure."
"Moreover, the volatility and reactivity of cyanide leaves direct measurements highly susceptible to errors introduced during the sample collection and separation step."
"Cyanide levels in blood samples taken at autopsy the next day have been reported to decrease by approximately 79 percent. Postmortem formation of cyanide may also occur and complicate the interpretation of cyanide results."
"Therefore, the presence of cyanide becomes less feasible when the detection window is passed or the victims' body has been damaged by fire or advanced decomposition."
http://www.shsu.edu/~pin_www/T@S/2012/cyanideresearch.html

Kedua, Polisi mengindikasikan bahwa kemungkinan tipe sianida di kopi adalah HCN. HCN atau Hydrogen Cyanide adalah zat berbahaya yang berbentuk cairan di bawah suhu 25.6°C dan akan berubah menjadi gas di atas suhu 25.6°C. Lokasi meja cafe Olivier di mana Jessica, Mirna & Hani duduk berada di outdoor, terpapar suhu Jakarta yang panas (pasti lebih dari 25.6°C). Jika memang benar Jessica membawa HCN dalam bentuk cairan tanpa menjaga suhu tetap di bawah 25.6°C, maka sewaktu menuang sianida, zat itu akan berubah menjadi gas dan terhirup sendiri dan menyebabkan Jessica sendiri yang menjadi korban. Memakai KCN atau NaCN lebih masuk akal karena bentuknya kristal seperti gula pasir sehingga lebih mudah untuk dibawa dalam wadah tertutup.

Ketiga, Jepang mengadakan penelitian tentang sianida yang berfokus di sampai berapa lama zat sianida dapat bertahan jika dilarutkan ke dalam minuman seperti Coca Cola, orange juice, sake, kopi, susu & air. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konsentrasi sianida berkurang secara cepat di semua minuman yang sudah dicampur sianida. Figure 8 (di link laporan pdf) menunjukan bahwa konsentrasi sianida di minuman hampir 0, dua hari setelah zat itu dicampur ke dalam minuman. http://jat.oxfordjournals.org/content/25/4/228.full.pdf

Pertanyaannya adalah jam berapa staf cafe Olivier mengamankan kopi yang diminum Mirna? Bagaimana staf cafe menyimpan kopi? Apakah di wadah tertutup & di simpan di lemari pendingin (karena penguapan sianida bisa sebagian dicegah dengan menaruh sampel di tempat kedap udara dan di suhu di bawah 25.6°C)? Berapa lama sampel kopi berada di cafe sebelum dibawa oleh polisi? Bagaimana cara polisi membawa sampel kopi (apakah di wadah tertutup & ditaruh di cooler)? Kapan sampel kopi mulai diperiksa oleh staf laboratorium? Apakah sampel kopi yang di laboratorium diamankan di wadah tertutup dan terjaga suhunya di bawah 25.6°C? Apakah peralatan laboratorium steril? Apakah sampel kopi tidak terkontaminasi zat lain (misalnya terpapar oleh asap rokok yang bisa menjadi compaund aman bernama thiocyanate yang sebagian bisa terurai menjadi sianida)? Satu hal lagi yang pernah dikatakan Dokter Ferryal Basbeth di ILC 7 April 2015 bahwa standar laboratorium polisi tidak bagus dan tidak terakreditasi (beliau yang meng-audit ISO rumah sakit, laboratoruim & puskesmas).

Kesimpulan: Hasil tes lab polisi tidak bisa dipertanggung jawabkan karena jendela waktu untuk mendeteksi sianida yang terkandung dalam kopi dan tubuh korban telah lama lewat.

Bacaan tambahan:
http://cyanidepoisoning.blogspot.co.id/2004/10/autopsy-finding.html
http://chemsee.com/poison-detection/poison-detection-resources/cyanide-poisoning/
http://www.forensicpathologyonline.com/e-book/poisons
Toxicology of Cyanides and Cyanogens: Experimental, Applied and Clinical Aspects by Allan H. Hall, Gary E. Isom & Gary A. Rockwood
Spitz and Fisher's Medicolegal Investigation of Death: Guidelines for the Application of Pathology to Crime Investigation by Werner U. Spitz & Daniel J. Spitz
========

Original Posted By pasiolo84 â–º

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun