Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lincak

7 April 2016   14:25 Diperbarui: 7 April 2016   21:50 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perut Tatik jadi kaku.

***

Rembulan tersenyum menyapa,bergandengan dengan malam yang menyuguhkan irama suara binatang malam. Membuai syahdu penyair jalanan.

Tak begitu dengan Tatik, Ia memberingsut ketakutan dibawah lincak. Mengharap Bapaknya tak pulang membawa seseorang untuknya.

Keringat dingin membasahi tubuh Tatik Ingin rasanya dia minggat  dan meminta perlindungan pada Ibu Nurul, gurunya dan menceritakan semua apa yang dialaminya.

Namun ia tak sanggup meninggalkan ibunya sendirian dirumah. Ia takut ibu yang sangat dicintainya itu dibunuh oleh bapaknya.

Pikiran Tatik kalut. Ia kemudian menengok ibunya dikamar. Dan menghela nafas berat melihat tubuh ibunya semakin kurus. Diusapnya pipi  ibunya yang tertidur dengan lembut. Wajah ibunya cantik,meskipun kini wajahnya mulai banyak kerutan.Namun tak bisa menyembunyikan kecantikannya.

 

***

Adzan subuh berkumandan. Tatik bangun dengan malas. Ia pergi ke kali dekat rumahnya. Membasuh mukanya yang lelah.

Dia duduk termenung disebongkah batu, menatap nanar  diatas jembatan layang. Dia berpikir keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun