Perut Tatik jadi kaku.
***
Rembulan tersenyum menyapa,bergandengan dengan malam yang menyuguhkan irama suara binatang malam. Membuai syahdu penyair jalanan.
Tak begitu dengan Tatik, Ia memberingsut ketakutan dibawah lincak. Mengharap Bapaknya tak pulang membawa seseorang untuknya.
Keringat dingin membasahi tubuh Tatik Ingin rasanya dia minggat  dan meminta perlindungan pada Ibu Nurul, gurunya dan menceritakan semua apa yang dialaminya.
Namun ia tak sanggup meninggalkan ibunya sendirian dirumah. Ia takut ibu yang sangat dicintainya itu dibunuh oleh bapaknya.
Pikiran Tatik kalut. Ia kemudian menengok ibunya dikamar. Dan menghela nafas berat melihat tubuh ibunya semakin kurus. Diusapnya pipi  ibunya yang tertidur dengan lembut. Wajah ibunya cantik,meskipun kini wajahnya mulai banyak kerutan.Namun tak bisa menyembunyikan kecantikannya.
Â
***
Adzan subuh berkumandan. Tatik bangun dengan malas. Ia pergi ke kali dekat rumahnya. Membasuh mukanya yang lelah.
Dia duduk termenung disebongkah batu, menatap nanar  diatas jembatan layang. Dia berpikir keras.