Ketika tidak ada jam tambahan, saya bersama teman-teman terkadang pergi untuk menenangkan pikiran. Seperti berbelanja di mal terdekat, bermain futsal, menonton film di kelas, mencari makan siang dan sore bersama, dan pergi bermain ke mal terdekat. Itulah ternyata yang menjadi sebuah kenangan.
Sehingga tidak lama UTBK 2021 akan dimulai pendaftarannya, dengan berat hati dan mencoba ikhlas.Â
Saya mendaftar di Universitas Riau, tetapi tetap saja gagal. Dan kembali terpuruk pada saat itu. Hingga akhirnya sudah benar- benar lelah untuk memperjuangkan PTN.
Tetapi dengan dorongan dan motivasi dari orangtua, saya tetap mendaftarkan ujian mandiri sebagai peluang yang sangat terakhir. Karena itu hanyalah harapan terakhir saya untuk lolos ke PTN serta tidak ingin mengecewakan orangtua yang kesekian kalinya.Â
Dan Alhamdulillah, kali ini doa orangtua saya dan orang-orang yang mendoakan saya benar-benar terkabul.
 Saya dapat merasakan masuk PTN dengan lika-liku yang sangat berat, dan berbagai hambatan maupun cobaan yang saya dapatkan pada saat itu.
Inilah pengalaman saya saat merasakan gap year selama satu tahun, ada suka maupun ada dukanya. Terima kasih sudah membaca cerita saya hingga akhir.
Pesan saya untuk pejuang PTN, jangan pernah Anda menganggap hal apapun remeh, jangan pernah menganggap cobaan yang diberi tidak ada hikmah yang diperoleh, serta jangan pernah puas dan sombong ketika mendapatkan hal tersebut.
Karena itulah kita tidak tahu di manakah Tuhan menempatkan kita berada. Yang belum tentu baik menurut kita sudah pasti baik menurut Tuhan, dan yang sudah tentu baik menurut kita maka pastinya belum tentu baik menurut Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H