Saya sudah mengikuti bimbel dengan baik, tetapi mengapa saya tidak lolos?Â
Sebagian besar juga teman saya lolos jalur tersebut. Tetapi dalam hati saya masih ada rasa kekecewaan dan timbul rasa iri kepada teman yang lolos.
Berselang seminggu kemudian, setelah pengumuman SNM dibukalah jalur perguruan tinggi yaitu jalur SNMPTN.Â
Saya memberanikan diri untuk mencoba, tetapi dalam hati saya juga tidak memungkinkan bahwa saya akan lolos kali ini.Â
Dengan keberanian saya, saya mencoba mengambil politeknik yang berada di Malang, yaitu POLINEMA.
Lagi dan lagi, Tuhan tidak mengabulkan permintaan saya. Saya ditolak yang kedua kalinya. Padahal tidak lolos jalur SNM dan SNMPTN adalah bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal dari perjuangan untuk masuk perguruan tinggi selanjutnya. Hingga orangtua saya tetap mendukung saya dan memberikan motivasi serta semangat dalam keadaan saya yang terpuruk saat itu.
Orangtua pernah berkata bahwa saya tidak apa-apa tidak lolos SNM maupun SNMPTN karena masih ada jalur lainnya. Dan saya masih bisa mengikuti jalur tersebut.
Dengan dukungan dari orangtua, saya tetap melaksanakan bimbel sesuai dengan jadwal yang telah diberikan, saya sangat semangat datang ke tempat tersebut. Dan saya berharap untuk jalur selanjutnya saya bisa lolos. Dengan selalu mengerjakan tryout yang ditentukan, mencatat hal-hal yang disampaikan oleh tentor.Â
Tetapi ada dua alasan kesalahan saat itu, pertama setiap tryout nilai saya selalu rendah dan kedua saya tidak mengulang kembali materi yang telah diajarkan.Â
Dengan alasan saya capek, karena setelah pulang sekolah langsung pergi ke tempat bimbel. Setelah bimbel selesai, barulah pulang ke rumah.Â
Padahal saya memiliki banyak waktu untuk mengulang kembali materi yang telah disampaikan oleh tentor, tetapi saya hanya mengabaikannya saja. Dan belajar di rumah ketika saat mood saya sedang baik dan tidak berantakan.Â