Bandura juga menekankan bahwa self-efficacy memengaruhi ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan, mempengaruhi pola pikir kognitif, serta memengaruhi bagaimana individu menghadapi stres atau depresi dalam situasi sulit.
Terdapat tiga dimensi dari self-efficacy, yaitu:
1. Level (magnitude) -- berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang diyakini individu dapat diatasi.
2. Strength (kekuatan) -- berhubungan dengan kekuatan keyakinan individu terhadap kemampuan mereka, yang menentukan ketekunan dalam menghadapi tantangan.
3. Generality (generalisasi) -- mengacu pada seberapa luas keyakinan self-efficacy dapat diterapkan dalam berbagai situasi.
Individu dengan self-efficacy tinggi cenderung lebih percaya diri, melihat kesulitan sebagai tantangan, dan menetapkan tujuan yang menantang bagi diri mereka. Mereka juga lebih bersemangat dalam menghadapi kegagalan dan mampu mengatasi situasi stres dengan keyakinan bahwa mereka bisa mengendalikannya.
Sebaliknya, individu dengan self-efficacy rendah cenderung merasa tidak mampu, mudah cemas, dan cenderung menghindari tugas-tugas sulit. Mereka mudah putus asa ketika menghadapi rintangan dan lambat dalam memulihkan semangat setelah mengalami kegagalan.
Secara keseluruhan, self-efficacy yang rendah akan menghambat perkembangan kemampuan individu, sementara self-efficacy yang tinggi akan mendorong individu untuk terus berusaha dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan.
2. Prestasi belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mengevaluasi keberhasilan tersebut, perlu dilakukan evaluasi guna mengetahui prestasi yang telah dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan terhadap pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan melalui nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi siswa adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar. Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar karena prestasi adalah hasil dari pembelajaran itu sendiri. Perubahan perilaku atau kemampuan yang dihasilkan dari aktivitas belajar mencerminkan prestasi yang dicapai. Prestasi belajar biasanya diukur secara kuantitatif, misalnya dengan nilai rapor.