b. Â Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c. Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problemproblem yang kompleks.
d. Â Meningkatkan kolaboratif
e. Â Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
f. Â Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber.
g. Memberikan pengalaman kepada siswa untuk kegiatan pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
H. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata.
i. Â Melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
j. Â Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran
2. Kekurangan model Project Based Learning (PjBL)
Model pembelajaran PjBL menambah beban tugas dan memakan waktu baik bagi guru maupun bagi siswa (Almulla, 2020). Hal ini disebabkan PjBL memang menekankan pada proses pembelajaran. Selain itu, dalam proses interaksi memungkinkan adanya ketidakramahan di antara anggota kelompok sehingga dapat menyebabkan pengalaman negatif bagi semua peserta didik (Bashan & Holsblat, 2012). Kebiasaan siswa untuk bekerja sendiri dapat memungkinkan munculnya kecemasan atau kesulitan ketika harus bekerja sama dengan orang lain. Bekerja secara berkelompok secara terus menerus memungkinkan hilangnya rasa percaya diri dalam belajar mandiri karena kurangnya pengalaman individu (Almulla, 2020). Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena proporsi bekerja secara kolaboratif dalam PjBL cukup besar.