1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta materi pembelajaran yang relevan, tetapi berani melakukan inovasi dalam model dan metode pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi serta  kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2.  Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,  tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu  siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan  pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Â
Â
Hernadi Edi (2021) Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah, Vol. 4 No. 1 Tahun 2021/ ISSN: Â 2714-7908
Bachman, Edmund. 2005. MetodeBelajarBerpikirKritis dan Inovatif.Jakarta : PT. PrestasiPustaka Raya.
Bell, S. (2010). Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. [Versi Elektronik]. The Clearing House, 83: 39–43, 2010. Taylor & Francis Group, LLC.
Depdikbud. 2003. Undang-undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Puskurbuk balitbang.
https://ejournal.upi.edu/index.php/JIK