Mohon tunggu...
feranovitasari
feranovitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Hadist Nabi Saw

22 November 2024   20:49 Diperbarui: 22 November 2024   20:49 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa awal Rasulullah menyampaikan hadis, beberapa sahabat membuat catatan-catatan pribadi terkait hadis yang disampaikan Nabi, catatan tersebut dituliskan di kertas, kulit binatang, dan papirus. Beberapa sahabat yang tercatat memiliki catatan-catatan hadis adalah Jabir ibn Abdillah, Ali ibn Abi Thalib, Abu Hurairah, dan Abdullah ibn Umar.

 

Periode kedua adalah zaman Khulafa Ar-Rasyidin, masa ini dikenal sebagai masa pembatasan hadis (kehati-hatian) dan pengurangan riwayat atau periode ;

Usaha yang dilakukan oleh para sahabat dalam membatasi periwayatan semata-mata karena kekhawatiran akan terjadinya kekeliruan, hal ini dikarenakan situasi politik yang sedang tidak kondusif, bahkan muncul fitnah di kalangan umat Islam itu sendiri. Para sahabat dalam meriwayatkan hadis menggunakan dua cara: lafdzi dan ma'nawi. Periwayatan dengan lafadz adalah kalimat yang diriwayatkan para sahabat sama persis dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw, sedangkan periwayatan dengan ma'nawi yaitu kalimat yang digunakan memiliki perbedaan dengan apa yang disampaikan oleh Nabi, akan tetapi memiliki kesamaan makna.

Keseriusan para sahabat dalam menulis, menghafal dan mengumpulkan hadis terlihat dari cara mereka untuk bertanya kepada para sahabat yang lebih tua usianya, seperti cucu yang bertanya kepada kakeknya terkait hadis-hadis yang pernah disampaikan Nabi, hal ini cukup lumrah ditemui pada masa itu. Sahabat yang paling produktif dalam mengumpulkan dan meriwayatkan hadis adalah Abu Hurairah, meskipun beliau hanya tiga tahun mengenal Nabi, namun beliau menjadi rujukan terbesar dengan 5.300 hadis yang beliau riwayatkan, kemudian ada Abdullah ibn Umar yang berusia dua puluh lima tahun ketika Nabi wafat, beliau adalah sumber terbesar kedua setelah Abu Hurairah dengan 2.600 yang beliau riwayatkan, selanjutnya ada Ibnu Abbas, beliau berusia empat belas tahun ketika Nabi wafat, tercatat beliau telah meriwayatkan 1.700 hadis.

Dari Urwahbin Az-Zubairbahwasanya Umarbin Al-Khatthab ingin menulis sunah-sunah Nabi, lalu beliau meminta fatwa dari para sahabat tentang hal itu. Mereka menyarankan untuk menulisnya. Kemudian Umar beristikharah selama sebulan. Hingga pada suatu pagi, beliau akhirnya mendapatkan kemantapan hati, lalu berkata, "Suatu ketika aku ingin *menulis sunah-sunah, dan aku ingat suatu kaum terdahulu mereka menulis buku dan meninggalkan Kitabullah. Demi Allah, aku tidak akan mengotori Kitabullah dengan suatu apa pun".

 

Hal ini mengindikasikan bahwa keinginan Umar untuk menulis hadis dan mengumpulkan hadis ke dalam satu buku, akan tetapi beliau khawatir umat Islam akan lalai kepada al-Qur'an danlebih fokus mempelajari hadis, beliau juga khawatir akan tercampurnya hadis dengan al-Qur'an.

Dalam perjalanannya, usaha untuk mengumpulkan hadis ke dalam satu buku pertama kali dilakukan oleh Khalifah Umar ibn Abdul Aziz, beliau adalah Khalifah kedelapan dari dinasti Bani Umayyah yang terkenal adil dan wara'. Pada periode ketiga ini penulisan dan pembukuan hadis dilakukan secara resmi, beliau memerintahkan Gubernur Madinah kala itu Abu Bakar Muhammad Amr ibn Hazm untuk menulis dan membukukan hadis yang kemudian kebijakan beliau ditindak lanjuti oleh para ulama di beberapa daerah.

 

Di antara upaya yang beliau lakukan oleh khalifah Umar ibn Abdul Aziz adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun