Mohon tunggu...
feranovitasari
feranovitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Hadist Nabi Saw

22 November 2024   20:49 Diperbarui: 22 November 2024   20:49 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun fungsi yang kedua dari Al-Sunnah(Hadits) adalah memperjelas, merinci, bahkan membatasi, pengertian lahir dari ayat-ayat Al Qur'an. Yaitu kehadiran hadis berfungsi untuk memberikan rinciaan dan tafsiran terhadap  ayat-ayat  Al-Qur'an  yang  masih bersifat umum (mujmal), memberikan persyaratan/batasan(taqyid) ayat-ayat al-Qur'an yang bersifat mutlak, dan mengkhususkan (takhsish) terhadap ayat-ayat al- Qur'an yang masih bersifat umum.

 Misalnya, perintah mengerjakan shalat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji.  Di  dalam  Al-Qur'an  tidak  dijelaskan  jumlah  rakaat  dan bagaimana cara-cara melaksanakannya, tidak diperincikan nisab-nisab zakat, dan juga tidak dipaparkan cara-cara melakukan ibadah haji. Tetapi, semua itu telah diterangkan secara terperinci dan ditafsirkan sejelas- jelasnya oleh Al-Hadits.

2. Model Musthafa Al-Siba'iy

                  Diantara bukunya yang berkenaan dengan Hadits adalah Al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri'i al-Islami yang diterjemahkan oleh Nurcholish Madjid menjadi Sunnah dan Peranannya dalam Penetapan Hukum Islam Kaum Suni.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Musthafa Al-Siba'iy antara lain   mengenai sejarah proses terjadi dan tersebarnya hadits mulai dari Rasulullah sampai terjadinya upaya pemalsuan Hadits dan usaha para ulama untuk membendungnya, dengan melakukan pencatatan sunnah,[1] dibukukannya Ilmu Musthalah al-Hadits, Ilmu Jarh dan al-Ta'dil, Kitab- kitab tentang hadits-hadits palsu dan para pemalsu serta penyebarannya.

Kemudian, Musthafa Al-Siba'iy juga menyampaikan hasil penelitiannya mengenai    pandangan     kaum  Khawarij, Syi'ah, Mu'tazilah, dan Mutakallimin, para penulis modern dan kaum Muslimin pada umumnya terhadap Al-Sunnah (Hadits). Dilanjutkan dengan laporan tentang sejumlah kelompok di masa sekarang yang mengingkari kehujjahan Al- Sunnah(Hadits) disertai pembelaannya.

3. Model Muhammad Al-Ghazali

Muhammad Al-Ghazli yang menyajikan penelitiannya mengenai hadits dalam bukunya yang berjudul al-Sunnah al-Nabawiyah Baina Ahl al- Fiqh wa ahl al-Hadits. Ia mendeskripsikan hasil penelitiannya sedemikian rupa, dilanjutkan menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan fiqih, sehingga terkesan ada misi pembelaan dan pemurnian ajaran islam dari berbagai paham yang dianggapnya tidak sejalan dengan Al-Qur'an dan Al-Sunnah (Hadits) yang muttawatir.

4. Model Penelitian Lainnya

      Terdapat pula model penelitian hadits yang diarahkan pada fokus kajian aspek tertentu saja. Misalnya, Rif'at Fauzi Abd Al-Muthallib pada tahun 1981, meneliti perkembangan al-Sunnah (Hadits) pada abad ke-2 Hijriyah. Kemudian, hasil laporannya itu dibukukan yang berjudul Tautsiq Al- Sunnah fi al-Qurn al-Tsaniy al-Hijri Ususuhu wa Itijahat. Selanjutnya, ada Mahmud Al-Thahan yang meneliti cara menyeleksi hadits serta penentuan sanad yang disampaikan dalam bukunya yang berjudul Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid. Dan masih banyak lagi model penelitian hadits lainnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun