Mohon tunggu...
Felicia Ivana
Felicia Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 46124010014 // S1 Psikologi // Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Edward Coke: Actus Reus, Mens Rea pada Kasus Korupsi di Indonesia

5 Desember 2024   10:51 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:52 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi sering kali dianggap sebagai "bagian dari sistem," terutama dalam masyarakat dengan budaya permisif terhadap tindakan ilegal. Perspektif sosial ini menyoroti bagaimana actus reus dapat terjadi secara kolektif, di mana pelaku merasa terlindungi oleh norma sosial yang melemahkan penegakan hukum.

Contohnya adalah korupsi dalam proyek infrastruktur, di mana berbagai pihak (kontraktor, pejabat, auditor) bekerja sama untuk menyembunyikan actus reus melalui manipulasi laporan proyek.

2. Pendidikan Anti-Korupsi

Untuk mengubah perilaku kolektif ini, diperlukan pendidikan anti-korupsi yang menanamkan nilai integritas sejak usia dini. Dengan pemahaman dasar tentang actus reus dan mens rea, masyarakat dapat lebih kritis dalam mengevaluasi tindakan pemimpin dan institusi.

Dimensi Ekonomi: Dampak Korupsi pada Pembangunan Nasional

1. Korupsi sebagai Hambatan Investasi

Korupsi menyebabkan inefisiensi dalam alokasi sumber daya. Actus reus dalam konteks ini dapat berupa manipulasi tender, penggelapan pajak, atau penyalahgunaan anggaran, yang semuanya berujung pada kerugian ekonomi.

Data dari Transparency International menunjukkan bahwa negara dengan tingkat korupsi tinggi mengalami penurunan kepercayaan investor. Hal ini menghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperburuk ketimpangan sosial.

2. Analisis Kerugian Negara Akibat Mens Rea

Mens rea, dalam bentuk niat untuk memperkaya diri, sering kali menciptakan mekanisme terorganisir yang sulit dilacak. Misalnya, kasus Jiwasraya menunjukkan bagaimana perencanaan terstruktur melibatkan investasi bodong yang dirancang untuk menutupi kerugian keuangan. Kerugian ini tidak hanya berdampak pada negara tetapi juga pada masyarakat yang kehilangan dana pensiun mereka.

Dimensi Politik: Korupsi dalam Konstelasi Kekuasaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun