Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Ada yang Salah dengan Masyarakat Kita

29 Juni 2018   23:26 Diperbarui: 29 Juni 2018   23:31 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara  kepulauan dengan tingkat potensi kehidupan tinggi jika teknologi tidak pernah di ciptakan, negara ini memiliki segalanya yang di butuhkan oleh manusia untuk bertahan hidup bahkan tanpa teknologi, yang mengalir dari dalam tanah,  inti bumi,  menuju pada dataran tinggi, setiap jenggal airnya aman untuk di konsumsi, aman untuk kehidupan ikan air tawar, wajar di gunakan flora dan fauna milik kita untuk hidup berenergi dan terus bertahan, lautan dengan segala jawaban atas beberapa keperluan,  terumbu karang yang tidak pernah menjadi ajang pertunjukan atau cuci mata orang asing atas nama hiburan recehan, tanpa jejak kaki,  tanpa bekas potongan yang bagian lainnya telah di jadikan souvenir. 

Apa yang salah, apa yang kurang,  siapa yang salah jadikan ini tak seimbang,  teknologi?  Dia tidak se brengsek itu,  perubahan iklim mendadak cukup merusak?  Ya, untuk kembali hidup dan kembali berkembang biak, seberapa predator singa,  seberapa buas buaya,  seberapa dingin darah kobra,  menghancurkan tempat tinggal untuk anak cucunya?  Mungkin juga tidak. 

Seberapa predator manusia?

Tulisan ini di buat tanpa ada maksud sedikitpun untuk kritik terhadap penciptaan Tuhan dengan segala ke anekaragamnya,  tapi dalam pembentukan kesadardirian, kami,  manusia,  memerlukan bantuan. 

Bagaimana caranya memohon,  meminta kepada kalian sedikit kesadardirian untuk pertumbuhan bayi bayi kami, sudahkan lelah mencicipi pembuluh darah bumi kita yang semakin melemah,  sudahlah menyerah! 

Terlalu kagum dengan milik orang terlalu bangga dengan hasil karya orang atas tanahnya yang membatu menjulang dengan kerangka,  maka,  'kita pun harus begitu juga' Indonesia,  pernah terlalu cerdas untuk tidak peduli,  dan mereka terlalu bodoh memikirkan durasi waktu apa yang mereka bentuk agar segera usai,  berapa lama usia sebuah gedung, berapa radius kerusakan yang di hasilkan jika itu runtuh,  tanpa maksud mendoakan kemungkinan terburuknya tapi 'ada masanya'. 

Kekuatan serta daya unggul seseorang terdapat pada "sifat" apa kemungkinan terburuk jika sifat tersebut terlalu di manjakan, sifat seperti seekor peliharaan namun bukan hewan, terlalu cerdas dan perasa dari gumpalan mamalia. 

Peliharaan,  agak mengherankan karena itu julukan untuk hewan,  yang di sayang dan tidak di biarkan untuk mati,  senantiasa di jaga agar tetap bisa bersama, di kendalikan agar bersikap seperti yang di inginkan, itu yang harus, dalam beberapa situasi, manusia,  oleh peliharaannya (sifat) nyaman ter urus, seperti terikat pada bagian lehernya ya menurut saja. 

'Ada yang salah sama masyarakat kita'

Kesimpulan ini di dapatkan berdasarkan hasil pengamatan, keingintahuan, ke khawatiran, dan pemikiran (opini) 

'Memangnya sifat seperti apa yang salah,  memangnya sifat seperti apa yang dapat menghancurkan tempat tinggal anak cucu dari anak anak kita?  Memangnya kita tau apa isi saku manusia yang berpengaruh buat kita? Memangnya siapa kita?!  Peduli apa aku?'

Dalam paragraf bertema pertanyaan tersebut kalimat terakhir yang berpengaruh dalam pembentukan lingkungan,  pengahancuran maupun perusakan keadaan maupun terbentuknya pemikiran. 

'perhatian!  Mulai minggu depan akan di adakan pembukaan lahan untuk pembangunan pabrik tekstil di sekitar aliran sungai, di mohon untuk memindahkan barang yang mampu untuk di pindahkan'

'peduli apa aku? ' toh rumah ku agak jauh (1)

'gimana nih,  coba dong kau tanya atas dasar apa pembangunannya'(2)

'memangnya aku bisa apa' (3)

'atas dasar apa ini,  mana bukti izin pembangunannya,  kemana rencana kami akan di relokasikan? '

Sedikit sombong,  keras kepala,  pemberani,  atas dasar membela tempat tinggalnya, menyelamatkan banyak spesies ikan di sungai tempat ia mencuci baju bajunya. 

Jika (1), (2), dan (3) tidak membantu mungkin aman dari penggusuran jika tempat tinggalnya agak jauh dari lokasi,  tapi bagaimana manusia yang jauh,  yang berjumlah puluhan kali lebih banyak,  terusik akan limbah pabrik tersebut. 

Lalu bagi tukang teriak pemberi perhatian,  kenapa dia mampu melakukannya.

1. Dia adalah alat,  untuk menyalurkan perintah atasannya untuk menyelamatkan pekerjaannya dan menghidupi keluarganya. 

2. Dia tidak peduli akan lingkungan orang lain atas dasar uang yang di hasilkannya. 

3. Dia terbiasa melakukannya dan menikmati setiap penghancurannya. 

Atas dasar kemanusiaan nomer 1 yang di rasakan olehnya. 

Lalu kenapa atasannya memerintahkan tukang teriak pemberi peringatan untuk masyarakat masyarakat lugu dengan sikap manusia sesungguhnya. 

1. Keuntungan (profit) 

2. Atas dasar investasi, untuk keluarga, mungkin terlalu sulit jika di katakan egois tapi masuk akal jika di katakan serakah,  itu merupakan sebuah sifat. Keluarganya mungkin tidak menginginkan kebahagiaan dengan penghancuran. 

Mudahnya bisa di katakan semuanya bermuara di uang, tapi apa lebih baik jika semuanya masih menggunakan sistem barter yang kuno. Tidak selalu. Kau pun tahu sudah terlalu jauh melakukan sistem barter di era modern seperti saat ini,  maksudnya siapa yang rela membawa berkepal kepal emas untuk membeli sebuah mobil. 

Lalu sifat apa yang berpotensi menyebabkan perpecahan di beberapa lingkungan Indonesia. 

1. Merasa paling benar, dalam beberapa situasi hal ini tidak sulit di temukan. 

2. Yang marah lebih dulu lebih hebat,  ini di tujukan untuk mencari perhatian orang sekitar untuk menunjukan bahwa lawan bicaranya lah yang salah,  penyampaian pertanyaan dengan nada tinggi. 

3. Cara pandang yang lusuh yang tidak baik,  situasi ini sering di temui di mana pun dalam ucapan terus terang atau pun ucapan berupa obrolan, padahal dalam beberapa kesempatan selalu di temukan, yang seolah jahat merupakan teman bicara yang baik, dan kadang karena mudah marah jadi terlihat bukan orang baik. 

4. Tidak mau tahu,  beberapa orang memilih untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan orang lain dan hanya mementingkan dirinya sendiri. 

5. Malas mengakui kesalahan dan mendadak menjadi Tunarungu. 

6. Keinginan untuk memiliki lebih banyak dari apa yang bisa di genggam. 

7. Mudah tergiur dengan apa yang di tawarkan, dengan beberapa syarat yang merugikan pihak lainnya.

8. Merasa aman dengan segala penjagaan yang di milikinya sehingga berani untuk berkata dan berbuat sesukanya. 

9. Berkata dan berbuat sesukanya,  namun terlalu takut untuk membenahi semuanya. 

10. Berkata dan berbuat sesukanya, namun merasa tidak mau tahu atas keputusannya dan menolak pemasukan orang tanpa menimbangnya. 

11. Bodoh, di imingi dengan janji - janji keindahan dalam bentuk A namun yang di dapat keburukan bagi lingkungan sekitar dan hanya keindahan dalam bentuk C yang di dapat,  namun ia setuju setuju saja.

12. Menginginkan yang orang lain miliki.

13. Rasa ingin memiliki yang berlebihan,  banyak menginginkan suatu hal namun tidak memiliki kemampuan sehingga terjadi tindakan pencurian. 

14. Rasa takut  membentuk atasan yang salah, atas dasar takut hilang jabatannya.

15. Rasa ketersinggungan yang begitu tinggi,  sehingga kesalahpahaman sedikit pun berdampak pada tindakan kekerasan. 

16. Rasa kagum terhadap apa yang di anggap bagus dan menjatuhkan yang di anggap jelek. 

17. Terlalu percaya akan buaian yang bahkan tidak di mengerti persyaratannya,  mungkin ini biasa di alami oleh pemilik kesepakatan.

Ada terlalu banyak penyebab perpecahan dari kepribadian setiap individu sehingga menimbulkan masalah di Indonesia.

Sesungguhnya masyarakat Indonesia memiliki sifat manusia sempurna dimana kerja sama maupun sifat saling tolong menolong,  mampu di aplikasikan dengan baik bahkan tanpa saling mengenal satu sama lainnya. 

Masyarakat Indonesia memiliki kelembutan hati,  dan rasa sayang yang begitu dalam,  sehingga jika merasa di kecewakan atau mengalami penghianatan,  akan berdampak rasa terpukul yang nyata yang mungkin menjadi penyebab mudahnya Belanda menjajah negeri kita dengan sistem adu domba,  dan siapa sangka bahwa rencananya tersebut berjalan mulus dan menguasai sebagian besar wilayah Indonesia dan berhasil membuat kerajaan satu dengan yang lainnya saling menghancurkan tanpa alasan yang kurang di mengerti antara satu dengan yang lainnya

Sistem adu domba tersebut bisa di nyatakan sebagai cara kotor yang paling sukses, dan terkesan sadis mengingat beberapa kerajaan satu tanah air satu tempat tinggal, saling menghancurkan dan menyimpan dendam tanpa alasan yang benar benar di pahami satu sama lain.

Jawaban atas sukses besarnya rencana kotor tersebut antara lain adalah karena rasa sayang yang dalam antara masyarakat daerah satu dengan yang lainnya, dengan bukti yang bahkan masih bisa di dapatkan dari kehidupan era modern seperti saat ini masih dapat di jumpai sifat saling tolong menolong sesama manusia tanah air, atas nama saudara tak sedarah, hanya berdasarkan naungan kalimat Negara Kesatuan Republik Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun