Mohon tunggu...
Febriansya Basta
Febriansya Basta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Agribisnis - Faperta

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kandungan Gizi Dua Jenis Varietas Singkong (Manihot Esculenta) Berdasarkan Umur Panen

7 Oktober 2020   08:05 Diperbarui: 7 Oktober 2020   08:16 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan, bahwa kandungan gizi pada singkong (Manihot esculenta) dengan berdasarkan umur panen dalam 40 gram bahan. Singkong varietas Adira dengan umur panen pendek (7 bulan) mengandung kadar Protein 2,45%, Lemak 0,83%, Abu 0,66%, Air 66,20%, Serat Kasar 0,73, dan Karbohidrat 29,13%. Sedangkan singkong varietas Bogor dengan umur panen panjang (12 bulan) mengandung kadar Protein 1,88%, Lemak 1,00%, Abu 0,69%, Air 53,99%, Serat Kasar 0,57% dan Karbohidrat 41,87%. Varietas Adira memiliki kandungan gizi yang relatif berbeda dari varietas Bogor. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan adalah perbedaan varietas, lingkungan tempat tumbuh (tanah, iklim), umur panen dan penanganan pasca panen.

Waktu panen yang paling baik adalah pada saat kadar karbohidrat mencapai tingkat maksimal. Bobot umbi meningkat dengan bertambahnya umur panen, sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. Hal ini menunjukan bahwa umur panen singkong fleksibel. Singkong yang berumur pendek berarti usia sejak mulai tanam sampai musim panen relatif lebih singkat yakni berumur antara 5-8 bulan. 

Dalam seusia itu singkong dapat dipanen dengan hasil maksimal. Andaikata panennya ditunda atau diperpanjang dari usia sebenarnya akan timbul masalah yakni umbinya banyak berkayu. Jenis kedua yakni singkong yang berumur panjang antara 9-10 bulan. Bila dipanen sebelum usia tersebut, hasilnya mengecawakan karena umbinya kecil-kecil dan kandungan patinya sedikit. Jadi, paling tepat dipanen setelah berumur 12-18 bulan. Melebihi usia ini, hasilnya akan berkurang dan umbinya banyak yang berkayu (Roja, 2009).

Singkong tidak memiliki periode matang yang jelas karena ubinya terus membesar. Akibatnya, periode panen dapat beragam sehingga dihasilkan ubi kayu yang memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Sifat fisik dan kimia pati seperti bentuk dan ukuran granula, kandungan amilosa dan kandungan komponen non pati sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, kondisi tempat tumbuh dan umur tanaman (Rubatzky, 1998). Hasil analisis kandungan gizi pada dua jenis varietas singkong (Adira dan Bogor) terlihat hasil yang berbeda. Pada singkong varietas Adira memiliki kandungan gizi tertinggi yakni pada kadar air (66,20%), protein (2,45%) dan kadar serat (0,73%). Sedangkan pada varietas bogor memilki kandungan tertinggi pada kadar lemak (1,00%), kadar abu (0,69%) dan kadar karbohidrat (46,87%).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Singkong varietas Adira dengan umur panen 7 bulan diperoleh analisis kadar air 66,20%, lemak kasar 0,83%, protein kasar 2,45%, serat kasar 0,73%, kadar abu 0,66%, dan karbohidrat 29,17%. Sedangkan singkong varietas Bogor dengan umur panen 10 bulan diperoleh analisis kadar air 53,99%, lemak kasar 1,00%, protein kasar 1,88%, serat kasar 0,57%, kadar abu 0,69%, dan karbohidrat 46,87%.

SARAN

  1. Diharapkan agar masyarakat dapat mengkonsumsi singkong beradasarkan kandungan gizi dari setiap varietas dan dapat mengetahui waktu panen yang tepat.
  2. Diharapkan Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengaplikasi produk yang cocok berdasarkan kandungan gizi dari dua varietas singkong tersebut.

 

Daftar Pustaka

  1. Angipora, M. P. (2002). Pengembangan Produk Pangan Fungsional Berbasis Ubi Kayu dalam Menunjang Ketahanan Pangan. MANAJEMEN PEMASARAN,Dasar-Dasar Pemasaran / Marius P. Angipora, 2002(2002), 1–99.
  2. Feliana, F., Laenggeng, A. H., & Dhafir, F. (2014). Kandungan Gizi Dua Jenis Varietas Singkong (Manihot esculenta) Berdasarkan Umur Panen Di Desa Siney Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal E-Jipbiol, 2(3), 1–14.
  3. Ii, B. A. B., & Singkong, A. (2017). Pengaruh Konsentrasi Ragi …, Ilham Putra Kholiq, Fakultas Pertanian UMP, 2017. 7–27.
  4. Nasir, M. A., & Wardhono, A. (2018). Studi Kelembagaan Perdagangan Singkong Di Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember. Bisma, 12(3), 361.
  5. Purnomo, B. H., Subayri, A., Kuswardhani, N., Teknologi, J., Pertanian, H., Pertanian, F. T., & Jember, U. (2015). MODEL SISTEM DINAMIK KETERSEDIAAN SINGKONG BAGI INDUSTRI TAPE DI KABUPATEN JEMBER System Dynamic Model of Cassava Supply for Fermented Cassava Industries in Jember Regency. 09(02).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun