Mohon tunggu...
Febi Wahyudi
Febi Wahyudi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas Di Fiverr

Seorang pecinta Hujan dan Ketenangan, Kini Mengabdikan diri untuk Terus Menorehkan tinta hitam ke dalam selembar kertas, berbagi informasi, Menjadi pemilik dari Blog bertema Jalan-jalan, penulis untuk cerita Horor dan Romansa, terkadang suka Membuat puisi untuk ekspresi diri.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tertidur di Sekolah yang Angker

6 Januari 2023   01:48 Diperbarui: 6 Januari 2023   01:53 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bangunan angker(Pexels.com)

Mataku terbelalak, aku tertegun diam dalam lamunan kesurupan, jantungku memompa kencang.

Seorang wanita berseragam SMA, lusuh penuh darah, wajahnya pucat, seakan tidak suka dengan diriku disana, aku tidak bisa berteriak, ketika dia duduk di bangku kelasku, aku melihatnya, tanganku mencengkeram leherku kuat, berusaha untuk bernafas pelan.

Senyumnya bengis, tatapan matanya penuh kebencian, aku semakin gelap, terkulai lemas, dan kemudian tidak sadarkan diri.

Keramaian pagi hari

Jum,at, suasana ramai dan padat murid sekolah, aku tergeletak di dalam kelas dalam kondisi wajah yang panik, satu persatu memutariku, memberikan air minum dan bertanya dengan perlahan.

"Kamu ngapain tidur di sini Tom?"

Angga, temanku yang pertama memanggil namaku, penuh heran dan tanya, mengangkatku ke atas kursi dan mengusap lututku, memanggil guru yang datang dengan tergesa.

"Saya tertidur sampai malam di sini!"

Guruku menatapku, berkata apa aku berbohong? Aku menggelengkan kepalaku, kulihat dia mengeluarkan handphonenya menelepon orang tuaku, meminta agar diriku dijemput.

Suasana panik dan  haru, ketika orang tuaku memelukku erat, mereka mencariku semalaman, karena aku yang tidak bisa menghubungi mereka, sifat diamku menjadi satu alasan mengapa orang tuaku membawa segera pergi, mengeluarkanku dari sekolah dengan cat dinding berwarna biru tersebut.

3 hari kemudian aku kembali masuk sekolah, dengan wajah yang sudah penuh langkah ceria, guru bersedia untuk menutup cerita memalukan itu, bahkan teman kelasku sudah sepakat tidak akan membahasnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun