Dan sejak itu pulalah, sosok Nurcholish Madjid semakin dikenal luas di kalangan masyarakat umum dan terlebih lagi di kalangan elit intelektual Muslim di Indonesia. Berbeda dengan sosok intelektual Islam lain, semacam Abdurrahman Wahid yang cenderung memilih segmen populis dalam mengartikulasikan gagasan-gagasannya. Cak Nur justru mengambil wilayah segmen elitis dalam melontarkan gagasangagasan cerdasnya, sebab beliau menyadari betul bahwa itulah cara yang harus ditempuhnya. Jika beliau menulis, maka akan dijumpai sekian banyak referensi yang digunakan untuk menguatkan pendapatnya. maka dalam pembahasan dalam kepenulisan jurnal ini mencoba menjawab pertanyaan bagaimana pandangan Nurcholish Madjid tentang sekularisme dan pluralisme agama?
Â
B. Metode Penelitian
Â
  Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Sedangkan metode yang dipakai didalam penelitian ini ialah metode deskriptif analisis. Adapun pendekatan yang dipakai berupa pendekatan filosofis kritis. Penelitian ini mencoba mengkulik filsafat Nurcholish Madjid tentang sekularisme dan pluralisme. Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh dari buku, artikel jurnal, skripsi, dan website tentang  filsafat Nurcholish Madjid tentang sekularisme dan pluralisme.
Â
C. Hasil dan Pembahasan
Â
1. Riwayat Hidup Nurcholis MadjidÂ
Â
Nurcholish Madjid atau yang biasa dipanggil Cak Nur lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Maret 1939,11 bertepatan dengan tanggal 26 Muharram 1358 H. Nurcholish Madjid adalah putra dari seorang petani Jombang yang bernama H. Abdul Madjid. Abdul Madjid adalah seorang ayah yang rajin dan ulet dalam mendidik putranya dia adalah seorang figur ayah yang alim. Penanaman nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan oleh H. Abdul Madjid kepada Nurcholish Madjid, bukan saja melalui penanaman aqidah, moral, etika, atau pun dengan pembelajaran membaca Alquran saja, akan tetapi juga dengan arah pendidikan formal bagi Nurcholish Madjid. Pendidikan dasar yang ditempuhnya pada dua sekolah tingkat dasar, yaitu di Madrasah al-Wathoniyah dikelola oleh ayahnya sendiri dan di Sekolah Rakyat (SR) di Mojoanyar, Jombang. Selepas menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat (SR) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 1952, Nurcholish Madjid melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. Pesantren Darul ,Ulum Jombang menjadi pilihan ayahnya dan dipatuhi oleh Nurcholish Madjid.