Mohon tunggu...
fatrisia
fatrisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Cerita fiksi. Ig @inifatrisia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Cinta atau Cita?

6 November 2024   17:57 Diperbarui: 6 November 2024   18:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku berdecak. Setelah pertemuan di kafe yang berakhir mengambang kami sama sekali tak ada komunikasi. Tak berkabar selama sepekan. Mendadak dia datang dengan pribadi yang hangat dan manis seraya membicarakan lamaran. Aneh sekali, bukan?

"Maaf, Sweety, waktu itu aku lagi cemburu. Kamu tahu, kan, kalau aku cemburu gimana? Manalagi kamu akhir-akhir ini nggak mau diajak teleponan lama-lama padahal aku pengen ngobrol banyak."

"Bukannya gimana, Sayang, aku pernah bilang kalau aku males basa-basi. Kita bisa teleponan, tapi cuma berkabar aja, toh kamu selalu ke sini kapan pun kamu mau dan kita ngobrol banyak."

"Kamu selalu online dan kita nggak komunikasi itu bikin aku mikir macem-macem, Sweety."

"Kamu butuh bukti apalagi? Aku bukan tipe cewek yang gampang jatuh cinta. Dulu aja kamu mesti ngejar dan yakinin aku setahun baru aku nerima kamu. Karena kamu berhasil buktiin kalau kamu serius. Lagian aku online karena kerjaan, nggak ada skinship atau chating-an sama cowok lain." Nada suaraku meninggi dan aku baru menyesalinya. Aku menghela napas.

Hening.

"Maaf, Sayang. Lagian kamu aneh banget. Kemarin nyuekin aku dan sekarang kamu datang ngelamar?" Aku menyelidik Asgar yang menggeleng pelan.

"Kemarin aku nyesel. Serius. Sengaja ngejauh dulu biar dicariin. Maunya sebulan, tapi aku nggak sanggup, Sweety. Takut kamu curhat ke Akif terus nyaman sama dia."

Akif, Akif, Akif! Aku muak! Lagipula jika ada masalah dengan Asgar, aku lebih memilih curhat di diary. Kenapa dia selalu menarik masuk orang lain ke dalam hubungan ini? Aku memijit pelipis. "Kita udah dewasa, please jangan kekanakan."

"Kamu cinta sama aku, kan?" tanyanya. Aku menahan kesal. Pertanyaan menjurus ke mana lagi ini?

"Cinta, pake banget."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun