Waktu itu, dia sedang menuntun sepeda motornya yang entah kenapa bannya bisa kempes. Tanpa sengaja seorang gadis menabrak tubuhnya dari arah samping yang membuatnya sedikit oleng. Gadis itu dengan suara yang terdengar tergesa-gesa meminta maaf. Setelah ditengoknya, ternyata gadis itu lagi, gadis yang meminjaminya pena saat ujian masuk perguruan tinggi dan gadis yang dilihatnya mematung di emperan toko ketika hujan lebat beberapa waktu lalu, gadis yang pada malam itu akhirnya diantarkan pulang olehnya, dan gadis itu, yang semenjak malam dengan hujan deras mengguyurnya, meduduki salah satu ruang dalam rongga kepalanya. Tidak menyangka dia akan bertemu lagi dengan gadis yang entah siapa namanya itu, dia tidak berani bertanya.
"Sekali lagi saya minta maaf, ya, Mas," ucap gadis itu, "eh, Mas ini kan yang beberapa hari lalu mengantar saya pulang, Masnya masih ingat?" ucapnya dengan sedikit ragu, takut jika dia salah orang.
"I-iya, Mbak."
"Nama saya Aurum." Tangan kanannya tak lupa terulur sebagai tanda bahwa dia ingin berjabat tangan dengan laki-laki itu. Laki-laki itu pun mengerti dan langsung menjabat tangan gadis di depannya dengan diam, tidak mengucapkan siapa namanya, dan hanya memandang takjub pada lengkung senyum yang begitu pas terlukis pada wajah ayu itu.
"Maaf, Mas, kalau boleh tahu, nama Mas siapa?"
"S-saya Aska." Setelah gadis itu bertanya baru dia memberitahukan namanya.
"Motornya kenapa, Mas?"
"Bannya kempes, Mbak."
"Di sebelah sana ada tukang tambal ban, mau saya antarkan? Itung-itung sebagai permintaan maaf saya karena tadi telah menabrak Masnya."
"B-boleh." Aska masih saja merasa kagum kepada pesona yang meguar dari raga gadis itu. Belum pernah dia merasa setertarik ini pada seorang wanita. Gadis itu seperti memiliki magnet yang kutubnya berlainan dengan kutub magnet milikinya. Yang mengakibatkan munculnya gaya tarik-menarik yang sangat besar dan tidak mampu ditolak oleh sang pemiliknya.
Setelah urusan ban motor milik Aska terselesaikan, dia berniat mengantarkan gadis itu pulang. Gadis itu sempat menolak, tetapi karena dia memaksa dan langit sudah sangat muram, akhirnya gadis itu mau.Â