“Kebanggaan macam apa?” pikirnya.
Dan ia seperti menyesali.
Selintas bayang itu menghampir.
Menggoda dalam kenang. Keresahan semakin membuatnya gundah. Wajahnya bertambah pucat.
Rasa itu mengurungnya dalam takut.
(Cuplikan dari cerpen “NURANI”, Kumpulan Cerpen, Serial Gender: “TERPASUNG”, Fatma Elly, Establitz, 2008)
__________________________
REVOLUSI INFORMASI paska posmodernisme, seperti teknologi komputer, penyimpanan data yang canggih, maupun teknologi satelit yang menghubungkan dunia lewat informasinya semacam televisi, semakin mencengkeram dan menggorestancapkan cakarnya yang tajam pada kulit-kulit manusia dan kehidupannya.
Sementara itu, percobaan-percobaan alat transportasi luar angkasa, dianggap oleh futurolog John Naisbitt, (Mega Trend 2000), sebagai; “dunia sedang menuju arah ekonomi global yang memberikan harapan kemakmuran”.
TETAPI, SESUATU perlu dipertanyakan; mengingat dunia Barat dan Timur, Utara dan Selatan dalam kesuramannya yang merawankan. Di tengah perbedaan kehidupan rakyatnya yang begitu nampak mencolok.
Antara kaya dan miskin yang semakin menganga. Curam jarak jurangnya. Di mana nilai materi atau ekonomi begitu di dambakan. Dikejar oleh sang manusia secara ambisius, agar kenikmatan hidup di dunia dengan mudah dan gampang dapat diraih.
Bahkan tanpa mengindahkan nilai-nilai baik sebuah moral atau agama. Keadaan seperti ini, kentara sekali terlihat dan dilakukan banyak orang.