Mohon tunggu...
Fatimatul Hasanah
Fatimatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merupakan mahasiswa UIN Khas Jember, Prodi manajemen pendidikan Islam

I like watching culinary food content

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep, Model, dan Metode Evaluasi Pembelajaran

18 Juni 2024   16:31 Diperbarui: 19 Juni 2024   10:50 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

c. Model Countenance Stake

Robert E. Stake dari UI membuat model ini, yang menurut Worthen & Sanders Stake terdiri dari dua dasar kegiatan evaluasi: deskripsi dan keputusan. Mereka juga merinci adanya tiga tahap: antecedent (context), transaction/process, dan outcomes. Dua elemen menunjukkan posisi dalam deskripsi objek evaluasi, yang mencakup hasil dan tujuan program yang diharapkan. Evaluator menunjukkan bagaimana memikirkan standar.

Dalam model ini, orang yang melakukan penilaian program adalah penekanan yang umum atau penting. Menurut stake, keputusan atau evaluasi berbeda dengan deskripsi satu pihak. Dalam model ini, antecedents (masukan), transaction (proses), dan outcomes (hasil) data dibandingkan untuk memastikan apakah ada perbedaan antara tujuan dan keadaan sebenarnya dan untuk mengevaluasi manfaat program dengan standar absolut. Stake berpendapat bahwa penelitian tidak dapat diandalkan tanpa penilaian.

Anteseden, transaksi, dan hasil data yang dihasilkan oleh model ini dievaluasi dengan standar yang absolut untuk mengetahui Apakah ada perbedaan antara keadaan aktual dan tujuan. Stake berpendapat bahwa tanpa evaluasi, hasil penelitian tidak dapat diandalkan.

5. Model Alkin

Menurut Marvin Alkin, model Alkin terdiri dari beberapa jenis evaluasi, yang menurutnya terdiri dari perencanaan program dan analisis informasi. Yang pertama adalah penilaian sistem, yang menginformasikan kondisi sitem; yang kedua, perencanaan program, membantu pembuat keputusan dalam memilih program; dan yang ketiga adalah analisis informasi, yang mengumpulkan dan menganalisis informasi yang tepat untuk membuat laporan tentang pilihan alternatif.

6. Model Evaluasi Formatif dan Sumatif

Michael Scriven adalah pencipta model ini. Jumlah waktu adalah perbedaan antara ujian formatif dan sumatif yang dihabiskan untuk menyelesaikannya. Tes sumatif dilakukan setelah program selesai, sedangkan tes formatif dilakukan selama program masih berjalan. Ini karena evaluasi dapat dilakukan di tengah atau selama proses belajar-mengajar, bukan hanya di akhir program. Anda tidak perlu menunggu hingga akhir semester atau akhir tahun pelajaran untuk mendapatkan nilai Anda. Evaluasi formatif biasanya dilakukan di tengah atau selama proses pendidikan, yang terjadi setiap kali satua pelajaran atau sub pokok bahasan telah diselesaikan. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengukur seberapa baik siswa "membentuk" tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setelah kelompok kursus selesai, dilakukan evaluasi sumatif. "Sum" adalah etimologi dari kata "sumatif", yang berarti "total yang diperoleh dengan menggabungkan item, angka, atau jumlah." Dengan kata lain, evaluasi dilakukan setelah seluruh kursus selesai. Kelemahan model evaluasi formatif dan sumatif adalah bahwa mereka hanya berfokus pada objek sasaran evaluasi dan tidak melakukan langkah-langkah sistematis dalam pelaksanaan evaluasi. Kelebihan model formatif dan sumatif adalah bahwa mereka menemukan ketidakefesienan secara langsung, yang memungkinkan untuk melakukan revisi dan membuat keputusan tentang kelanjutan program.

Menurut Ramayulis, evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa baik siswa belajar setelah program dalam satuan bahan selesai. Setelah caturwulan, satu semester, atau akhir tahun, evaluasi sumatif dilakukan untuk menentukan jenjang pendidikan berikutnya.

Oleh karena itu, evaluasi formatif termasuk dalam proses pengajaran. Jika digunakan dalam praktik kelas, ia menginformasikan cara menyesuaikan pembelajaran dan pengajaran saat terjadi. Dengan cara ini, evaluasi formatif memungkinkan guru dan siswa untuk mengetahui seberapa memahami anak-anak tentang materi. Oleh karena itu, perubahan dapat dilakukan segera. Berbagai penyesuaian ini memastikan bahwa siswa mencapai tujuan pembelajaran berbasis standar dengan menargetkan berbagai tujuan dalam waktu yang berbeda.

7. Model Evaluasi Lepas Dari Tujuan (Goal Free Evaluation Model) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun