Mohon tunggu...
Fatimatul Hasanah
Fatimatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merupakan mahasiswa UIN Khas Jember, Prodi manajemen pendidikan Islam

I like watching culinary food content

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep, Model, dan Metode Evaluasi Pembelajaran

18 Juni 2024   16:31 Diperbarui: 19 Juni 2024   10:50 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, Saat seorang guru berbicara dengan siswanya, model ini menunjukkan betapa pentingnya proses evaluasi yang seacra langsung didasarkan pada tujuan instruksional dan persiapan mengajar. Menurut model Tyler, program pembelajaran dianggap berhasil jika selama pembelajaran berlangsung, siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Model Berorientasikan Tujuan (Goal Oriented Evaluation)

Ralph W. Tyler menciptakan model evaluasi berpusat pada tujuan pada tahun 1951. Model evaluasi ini menggunakan tujuan pembelajaran umum dan khusus sebagai ukuran keberhasilan. Proses menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai dikenal sebagai evaluasi. Karena menentukan hasil yang diinginkan dengan rumusan yang dapat diukur, model ini dianggap lebih praktis. Tujuannya adalah untuk membantu pendidik membuat tujuan dan menjelaskan bagaimana tujuan berhubungan dengan kegiatan. Jika rumusan tujuan pembelajaran dapat diamati dan diukur, kegiatan evaluasi pembelajaran akan lebih efisien dan mudah. Pendidik dapat menggunakan model ini untuk membuat rencana kegiatan pembelajaran yang menggabungkan pencapaian tujuan. Hal ini menguntungkan karena menekankan bahwa siswa adalah bagian penting dari program pembelajaran dan bagaimana kegiatan berhubungan dengan tujuan. Kekurangannya adalah evaluasi dapat menghasilkan hasil yang tidak diantisipasi.

Negara ini sering menggunakan model ini untuk kurikulumnya, yang mencakup tujuan pembelajaran umum dan khusus. Kedua tujuan tersebut berfungsi sebagai patokan tingkat keberhasilan pembelajaran dan alat evaluasi untuk mengevaluasi kualitas instruksi dan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, evaluasi adalah proses mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, Model berorientasi tujuan ini menghubungkan tiga kelompok secara logis: kegiatan, hasil, dan prosedur untuk mengukur hasil. Ini karena model ini sangat praktek karena dapat menghasilkan hasil yang diinginkan dengan menggunakan pengukuran yang telah dibuat sebelumnya. Tujuannya adalah untuk membantu guru dalam menetapkan tujuan dan menunjukkan hubungannya dengan kegiatan. Jika rumusan tujuan pembelajaran dapat diamati dan diukur, kegiatan evaluasi pembelajaran akan lebih mudah dan efektif. Guru juga dapat menggunakan model ini untuk membuat rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang melibatkan pencapaian tujuan. Determinasi instrumen yang digunakan menentukan tujuan pengukuran. Hasil evaluasi akan menunjukkan tingkat keberhasilan tujuan program sesuai dengan standar program khusus.

3. Model Pengukuran (Measurement) 

Seperti namanya, model pengukuran diciptakan oleh Richard Thorndike dan Richard L. Ebel. Istilah "pengukuran" digunakan untuk menggambarkan jumlah sifat (atribut) tertentu yang dimiliki oleh sesuatu, orang, atau peristiwa dalam bentuk unit ukuran tertentu. Kemampuan, minat, dan sikap individu dan kelompok dapat diungkap dengan menggunakan model ini. Untuk keperluan bimbingan, perencanaan pendidikan, dan seleksi siwa, hasil evaluasi digunakan . Dalam model ini, tingkah laku siswa adalah objek untuk evaluasi. Ini termasuk hasil belajar (kognitif), pembawaan, sikap, minat, bakat, dan aspek kepribadian. Akibatnya, ujian tertulis adalah alat yang paling sering digunakan, yang biasanya dilakukan dengan kertas dan pensil, dalam bentuk ujian objektif yang umumnya dibakukan. Akibatnya, indeks kesulitan dan diskriminasi sangat diperhatikan saat melakukan analisis soal. Model ini menggunakan metode penilaian berdasarkan norma.

4. Model Evaluasi Sistem

Menurut model ini, ada banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan sistem pendidikan. Ini termasuk sifat siswa dan tempat mereka, tujuan sistem dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaannya dan faktor lainnya.

Berikut adalah komponen penting dari model evaluasi sistem ini:

1. Model ini mengevaluasi sistem secara keseluruhan tanpa membatasi hal yang dicapai.

2. Konsep evaluasi sistem ini mengutamakan perbandingan antara kinerja dengan kriteria, sehingga setiap dimensi sistem pendidikan harus memiliki standar yang jelas yang ditetapkan untuk setiap dimensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun