Mohon tunggu...
Fatikhah Romadhonaaa
Fatikhah Romadhonaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

Akuntansi 43222010108 Bpk Apollo. Prof. Dr, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Gaya Dewa Ruci Werkudara Pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

11 November 2023   23:53 Diperbarui: 12 November 2023   00:11 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Dewa Ruci merupakan perumpamaan tentang keinginan manusia untuk terus mencari keberadaan Tuhan dan dengan alasan yang kuat melakukan eksplorasi. Dalam mengeskplorasi, individu harus bisa untuk tidak memikirkan dan mencari kesenangan di duniawi. Perjalanan Bima mengalahkan raksasa, mencari air perwita, mengalahkan naga dan bertemu dengan Dewa Ruci penuh dengan simbolisme perjuangan manusia mengatasi nafsu yang dapat menghalanginya mencapai kesempurnaan. misalnya nafsu makan, kekuasaan, kesombongan, dll. Kesempurnaan yang dicapai Bima melalui watak dan sifat rela, patuh, waspada, sadar (tidak melupakan diri sendiri) dan rendah hati, seseorang yang  mengetahui jati dirinya akan melakukan hal-hal tersebut dengan memenuhi kewajibannya terhadap dunia.

Rumitnya permasalahan korupsi di Indonesia, diperlukan upaya yang menakjubkan untuk memberantasnya. Akan tetapi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki  citra dan perilaku pengelola. Korupsi tidak bisa dihilangkan hanya dengan kata-kata saja, namun juga harus dilakukan dengan contoh nyata dari para pemimpin pemerintahan, dari tingkat tertinggi. Tentu saja, contoh ini harus didukung oleh penerapan undang-undang yang konsisten dan ketat, yang juga bergantung pada perbaikan sistem pendidikan dan lingkungan. Pemimpin tersebut bisa mengambil nilai atau makna dari kisah dewa ruci (Werkudara) untuk dijadikan sebagai gaya kepemimpinan, yakni terdiri dari: memiliki sifat patuh pada aturan, tetap kokoh dengan pendiriannya (bertanggung jawab), memiliki sifat berani atau pantang menyerah, dapat mengendalikan nafsu terhadap duniawi, dapat membela kebenaran, selalu mengingat penciptanya atau tuhannya, dan yang memiliki sifat jujur. Tidak lupa mencontoh kualitas-kualitas dari Werkudara, yakni: Rila/Ridho, Legowo, Nrimo, Anuraga, Eleng, Sentoso, Gembiro, Wilujengan, Marsudi kweruh, Samadi, dan Ngurang-Ngurangi.

DAFTAR PUSTAKA

Banyuwangi, M. 2. (2021, Maret 22). Serat Dewa Ruci Sunan Kalijaga.

Dewa Ruci. (n.d.). wikipedia.org.

Kepemimpinan. (n.d.). repository.bsi.ac.id, 8-14.

Rochmanah, F. (2022). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Cerita Kehidupan Werkudara Sebagai Lakon Dewa Ruci Pada Buku Serat Dewa Ruci Karya Damar Shashangka. In Skripsi (pp. 64-92). Purwokerto: repositroty.uinsaizu.ac.id.

Tifani. (2022, September 7). Dewa Ruci, Kisah Pewayangan Agar Manusia Mampu Mengenali Jati Diri. katadata.co.id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun