Rahayu merupakan kesadaran hati untuk selalu ingin melakukan kebaikan, kebajikan, dan menebarkan kemanfaatan untuk sesama.
9. Wilujengan
Wilujengan ialah selalu menjaga kesehatan tubuh untuk tetap sehat, tidak sakit, jika sakit diobati
10. Marsudi kweruh
Selalu mencari dan mempelajari ilmu yang benar
11. Samadi
Samadi adalah mereaksikan hidup, yaitu butuh waktu sendiri (me time) untuk melatih kepekaan dan merefleksikannya
12. Ngurang-ngurangi
Ngurang-ngurangi diibaratkan, seperti makan hanya ketika lapar dan tidak boleh berlebihan dan tidak harus memakan makanan yang mewah, minum juga secukupnya dan tidak harus meminum yang lezat atau mewah, tidur pada saat ngantuk saja dan di tempat yang nyaman.
Kisah Dewa Ruci merupakan perumpamaan tentang keinginan manusia untuk terus mencari keberadaan Tuhan dan dengan alasan yang kuat melakukan eksplorasi. Menurut RM Pranoedjoe Poespaningrat dalam bukunya yang berjudul Nonton Wayang dari Berbagai Pakeliran (2005), menyebutkan bahwa Serat Dewa Ruci awalnya adalah cerita mistik Kejawen yang sangat terkenal. Karya sastra ini kemudian dirangkai oleh Sunan Kalijaga untuk dijadikan metode penyebaran ajaran Islam. Cerita wayang Dewa Ruci kemudian berganti nama menjadi suluk yang berasal dari bahasa Arab yaitu Salaka yang artinya menuju Tuhan. Dalam kisah Dewa Ruci, sebagian orang Jawa meyakini bahwa menulis dianggap sebagai  cara berdakwah. Hal ini juga melambangkan pengalaman pribadi Sunan Kalijaga saat bertemu dengan tokoh spiritual. Menurut filsafat Jawa, manusia disebut mikrokosmos atau dengan kata lain dunia kecil, sedangkan alam semesta  disebut  makrokosmos yang artinya besar yang merupakan perwujudan Tuhan itu sendiri. Alam semesta mikrokosmos sama luasnya dengan alam makrokosmos. Di sana rahasia keilahian-Nya mendapat petunjuk: "Barangsiapa mengenal dirinya sendiri, maka ia akan mengenal Tuhannya" Kepercayaan ini telah terjalin dalam kepercayaan masyarakat Jawa pada masa lampau. Kisah pementasan wayang Dewa Ruci menjadi simbol dari apa yang dialami  Sunan Kalijaga, atau umumnya representasi pengalaman seorang muslim memperoleh pengetahuan tentang "jatining jejer ing pangeran" yang artinya biasanya ingin di dapatkan untuk masuk kedalam lini tasawuf. Karena, masih ada sebagian dari umat islam yang belum merasa puas terhadap dirinya dengan pendekatan kepada sang pencipta, yakni melalui ibadah seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Sebagian dari mereka ingin merasakan lebih dekat lagi dengan tuhan. Ada istilah lain dari tasawuf yaitu sufisme ialah istilah yang mencerminkan mistisme dalam islam. Dalam mengeskplorasi, individu harus bisa untuk tidak memikirkan dan mencari kesenangan di duniawi. Perjalanan Bima mengalahkan raksasa, mencari air perwita, mengalahkan naga dan bertemu dengan Dewa Ruci penuh dengan simbolisme perjuangan manusia mengatasi nafsu yang dapat menghalanginya mencapai kesempurnaan. misalnya nafsu makan, kekuasaan, kesombongan, dll. Kesempurnaan yang dicapai Bima melalui watak dan sifat rela, patuh, waspada, sadar (tidak melupakan diri sendiri) dan rendah hati, seseorang yang  mengetahui jati dirinya akan melakukan hal-hal tersebut dengan memenuhi kewajibannya terhadap dunia.
KESIMPULAN