Tugas Besar 2-Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
WHAT?
Haii Sobat!!!
Dewa ruci merupakan nama dari seorang dewa kerdil yang dijumpai oleh bima (werkudara) dalam perjalanan mencari air kehidupan. Dewa Ruci adalah wujud sempurna dari Werkudara atau Bima (Mahabharata). Nama Dewa Ruci juga merupakan lakon atau judul dari pertunjukan wayang mengenai dewa tersebut, yang berisi ajaran moral dan filsafat hidup orang Jawa. Lakon dari wayang tersebut ialah perluasan bagi Mahabarata. Lakon Dewa Ruci bercerita tentang ketaatan seorang murid kepada gurunya, kemandirian dalam beraksi maupun bekerja, dan perjuangan mendapati serta mengenali jati dirinya.Â
Menurut filosofi Jawa, mendapati jati diri seseorang akan membuat seseorang mengetahui asal usulnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pemahaman terhadap Tuhan ini menimbulkan keinginan untuk bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, bahkan hingga menyatu dengan Tuhan, yang dikenal dengan istilah Manunggaling Kawula Gusti (hamba-Gusti yang bersatu).
Bima seorang ksatria dari keluarga Pandawa. Dalam lakon Dewa Ruci dikisahkan  seorang kesatria sakti bernama Bima (disebut juga Werkudara) yang ditugasi oleh gurunya yang bernama Drona (Durna) untuk mencari sumber air kehidupan (tirta perwita) yang dikandungnya dapat membantu membantu bima memcapai kesempurnaan dalam hidup.Â
Perintah ini sebenarnya hanyalah sebuah taktik untuk melenyapkan Bima agar ia tidak ikut serta dalam perang Bharatyuddha yang sedang berlangsung, Bima pun melaksanakan perintah gurunya dengan berangkat ke tempat-tempat berbahaya yang telah di tetapkan oleh Drona.Â
Bima tidak mengetahui bahwa tujuan tugas yang diberikan kepadanya adalah untuk meredam kekuatan kelima pandawa. Karena jika Bima mati dalam misi ini, maka akan lebih mudah untuk membunuh saudara-saudaranya yang lain. Bima sendiri konon sudah sampai di Gunung Candramuka, namun ia tidak bisa menemukan air yang diinginkan sang guru. Akhirnya dirinya pergi ke hutan namun diganggu dengan dua raksasa bernama Rukmala dan Rukmakala.Â
Dengan kekuatannya, Bima berhasil mengalahkannya. Saat bima sedang beristirahat dibawah pohon beringin, tak lama kemudian, suara tak berwujud yang berasal dari Batara Indra dan Bayu memberi tahu supaya bima kembali ke Astina karena air kehidupan tak ada di gua tersebut. Karena itulah, dirinya kembali menemui dan menanyakan pada Drona. Alangkah terkejudnya saat Drona melihat Bima masih dalam keadaaan segar bugar. Guru berdalih dia hanya menguji Bima. Ia kemudian memerintahkan Bima pergi ke samudera di laut selatan untuk mencari air kehidupan.Â
Sebelum berangkat, Bima meminta izin kepada ibu dan kerabatnya. Mereka  melarang  Bima pergi karena menganggap itu niat buruk Drona. Namun Bima yakin seorang guru tidak akan merugikan muridnya, Ia harus melintasi Sunyapringga, hutan yang dikenal berbahaya, untuk mencapai Laut Selatan. Di dalam hutan, ia disambut oleh empat bersaudara Tunggal Bayu yang menggagalkan niat Bima, meski akhirnya gagal.Â
Mereka lalu membantu Bima dengan bersatu di Liman Setubanda, tempat ia berlayar mengarungi lautan. Bima bertemu Seekor naga yang menghuni dasar samudra segera melilit tubuh bima. Bima tenggelam melayang-layang di lautan. Setelah beberapa saat, Bima pun segera menikamkan kukunya (Pancanaka) ke badan naga yang pada akhirnya merenggut nyawa naga tersebut. Dalam kisah Dewa Ruci, Bima harus membuang segala keinginannya (nafsunya). Dirinya juga harus melakukan sembah rogo, sembah cipto, sembah jiwo, dan sembah roso. Setelah melakukan keempat hal tersebut, di samudra yang sama, Bima bertemu dengan seorang dewaÂ
kerdil bernama Dewa Ruci yang wajahnya menyerupai Bima sendiri. Besar dari Dewa Ruci tidak lebih besar dibanding telapak tangan Bima. Dewa Ruci memerintahkan Bima untuk memasuki telinga kiri pada dewa ruci itu, dengan sebuah keajaiban, Bima berhasil masuk ke telinga kiri dewa kerdil itu, dan di dalamnya Bima menjumpai dunia yang sungguh luas dan takjub.Â
Dewa Ruci mengatakan bahwa air kehidupan tidak akan ditemukan di tempat manapun, sebab air kehidupan adanya berasal di dalam diri manusia itu sendiri. Bima memahami perkataan Dewa Ruci yang sebenarnya adalah representasi terhadap dirinya sendiri yang muncul dan memberinya pelajaran karena dengan sepenuh hati dia mengikuti perintah gurunya (Drona). Saat bertemu dewa ruci, awalnya bima tidak melihatnya. Namun setelah dipandu, dia dapat melihat cahaya dengan empat warna, yaitu hitam, merah, kuning, dan putih. mpat warna tersebut melambangkan pancamaya, ada di dalam hati manusia. Adapun arti dari masing-masing warna tersebut yaitu:
A. Â hitam, merah, kuning, dan putih melambangkan penghalang hati
- Hitam(kemarahan). menghalangi dan menutupi tindakan yang baik.
- Merah (nafsu yang baik). Keinginan terpancar, menutupi hati yang peka terhadap kewaspadaan
- Kuning (perusak)
- Putih (nyata). Hati yang tenang, suci, tentram, tanpa berburuk sangka, dan menyukai kedamaian
Sehingga hitam, merah dan kuning adalah penghalang pikiran, hasrat, dan kehendak. Setelah dapat mengontrol dan mengendalikan nafsunya, Bima juga melihat tiga boneka berwarna kuning emas. Yakni melambangkan bergabungnya dari makrokosmos dan mikrokosmos yang menyatu dalam triloka, yaitu tubuh, alam kesadaran, dan alam pikiran. Lalu Bima melihat cahaya memancar berkilauan, pelangi yang melengkung. Menurut Dewa Ruci, itu merupakan kemampuan yang ada pada diri manusia untuk waspada atau mawas diri, yang disebut sebagai Pramana. Dewa Ruci juga menjelaskan hakikat jiwa dan kesatuan antara manusia dengan pencipta atau Tuhan.
Apa pengertian dari gaya kepemimpinan (Leadership)?
Setiap orang mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda ketika memimpin suatu kelompok. Penting untuk mengetahui gaya kepemimpinan agar dapat menciptakan budaya kerja yang lebih baik atau tidak menyeleweng dan harmonis. Gaya kepemimpinan ialah merujuk pada pendekatan perilaku yang digunakan oleh pemimpin untuk mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan anggotanya. Setiap jenis gaya kepemimpinan menentukan bagaimana pemimpin melaksanakan rencana dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diracang dengan memperhatikan harapan  pemangku kepentingan  serta kesejahteraan dan keselamatan anggota atau rakyat. Gaya kepemimpinan adalah norma atau perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mencoba mempengaruhi orang lain, terdapat 2 jenis gaya kepemimpinan yang radikal (ekstrem) yaitu, gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan otoriter. Kemampuan  pemimpin dalam mengendalikan dan mengambil  keputusan sangatlah penting. Selain itu, para pemimpin harus mengetahui gaya kepemimpinan efektif yang sesuai untuk orang banyak atau situasi tertentu agar berhasil dan mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut pastinya ada banyak rintangan yang dihadapinya untuk membentuk pribadi yang kuat dan pantang menyerah. Peran dan fungsi pemimpin dari pernyataan di atas dapat di jabarkan dengan jelas sebagai berikut:
A. Pemimpin harus bersifat informasional. Kemampuan  pemimpin dalam hal ini memiliki 3 bentuk, yaitu:
- Pemberi informasi dan pemantau informasi. Menerima infomarsi yang masuk sangat berguna untuk ditransfer atau disalurkan kepada berbagai pihak atau anggota yang ada didalamnya. Peran ini mengharuskan seorang pemimpin memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang makna yang ada di dalam informasi tersebut dan melaksanakannya
- Pemantau informasi. Memantau informasi untuk di beritahu secara luas barangkali informasi tersebut ialah sangat penting untuk anggota banyak. Dalam kaitan ini diperlukan peran teknologi yang canggih untuk menerima masuknya informasi.
- Pemimpin berperan dalam pengambilan keputusan. Setiap manusia pasti pernah yang namanya mengambil keputusan di dalam hidupnya, baik itu untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan kelompok (orang banyak). Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara buru-buru, dan dianggap menyepelekan, karena pengambilan keputusan biasanya menyangkut kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.
- Juru bicara. Memerlukan kemampuan yang cepat tanggap dan tepat dalam menyalurkan berbagai informasi, terlebih mengenai tentang perencanaan, tindakan, dan kebijaksanaan dalam suatu kelompok
- Pemimpin harus bersifat interpersonal. Kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bersosialiasi, berinteraksi, atau berkomunikasi dengan baik kepada semua orang atau berbagai pihak. Dalam dunia bisnis maupun kepemerintahan, sifat seperti inilah sangat penting dalam menjalin kerjasama baik secara dalam negeri maupun luar negeri.
Apa pengertian dari korupsi?
Korupsi berasal dari kata latin "Corruptio" atau "Corruptus", dalam bahasa Prancis dan Inggris disebut "Corruption", dalam bahasa Belanda disebut "Corruptie." Arti harfiah dari kata itu ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata atau ucapan yang menghina atau menfitnah. Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya. Namun jika ditinjau secara umum dan menurut Undang-Undang atau Hukum, maka diberi Pengertian sebagai berikut:
A. Secara Umum
Korupsi itu perbuatan ketidakjujuran yang berkaitan dengan merugikan kepentingan public atau Masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau kelompok tersebut untuk memperoleh Keuntungan yang haram atau penyalahgunaan kekuasaan yang bahkan dilakukan oleh pejabat atau pemerintah dengan penuh kesadaran.
B. Secara menurut Undang-Undang atau perspektif hukum
Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan sanksi pidana karena korupsi. Ketiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Kerugian keuangan negara
- Suap-menyuap
- Penggelapan dalam jabatan
- Pemerasan
- Perbuatan curang
- Benturan kepentingan dalam pengadaan
- Gratifikasi
Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian yang paling banyak dijangkiti korupsi, kolusi dan nepotisme. Indikasi kebocoran dapat dilihat dari banyaknya proyek pemerintah yang tidak tepat waktu, tidak tepat sasaran, tidak tepat kualitas dan tidak efisien. Penyimpangan inilah yang merangsang terjadinya mark-up dan korupsi.
Adapun pendapat menurut beberapa ahli dan berbagai sumber mengenai definisi dari korupsi, yaitu simak penjelasan berikut ini:
1. David H. Bayley
Korupsi sebagai "perangsang (seorang pejabat pemerintah) berdasarkan itikad buruk (seperti misalnya, suapan) agar ia melakukan pelanggaran kewajibannya". Lalu suapan (sogokan) diberi definisi sebagai "hadiah, penghargaan, pemberian atau keistimewaan yang dianugerahkan atau dijanjikan, dengan tujuan merusak pertimbangan atau tingkah laku, terutama seorang dari dalam kedudukan terpercaya (sebagai pejabat pemerintah). 9 Jadi korupsi sekalipun khusus terkait dengan penyuapan atau penyogokan, adalah istilah umum yang mencakup penyalahgunaan wewenang sebagai hasil pertimbangan demi mengejar keuntungan pribadi. Dan tidak usah hanya dalam bentuk uang. Hal ini secara baik sekali dikemukakan oleh sebuah laporan pemerintah India tentang korupsi: dalam arti yang seluas-luasnya, korupsi mencakup penyalahgunaan kekuasaan serta pengaruh jabatan atau kedudukan istimewa dalam masyarakat untuk maksud-maksud pribadi.
2. Blak's Law Dictionary
Pandangan masyarakat hukum Amerika Serikat tentang pengertian korupsi dapat dilihat dari pengertian korupsi menurut kamus hukum yang paling popular di Amerika Serikat: An act done with an intent to give some advantage inconsistent with official duty and the rights of others. The act of an official or fiduciary person who unlawfully and wrongfully uses his station or character to procure some benefit for himself or for another person, contrary to duty and the rights of others. (suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain. Perbuatan dari seorang pejabat atau kepercayaan yang secara melanggar hukum dan secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain).
3. Syed Husein Alatas
Menurut pemakaian umum, istilah korupsi pejabat, kita menyebut korup apabila seorang pegawai negeri menerima pemberian yang disodorkan oleh seorang swasta dengan maksud mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada kepentingankepentingan si pemberi. Terkadang perbuatan menawarkan pemberian seperti itu atau hadiah lain yang menggoda juga tercakup dalam konsep itu. Pemerasan, yakni permintaan pemberian-pemberian atau hadiah seperti itu dalam pelaksanaan tugas-tugas publik, juga bisa dipandang sebagai korupsi.
WHY?
Korupsi sudah dianggap sebagai penyakit moral, bahkan ada kecenderungan semaki berkembang dengan penyebab multifaktor. Dengan tindak korupsi tersebut telah merugikan Masyarakat dan negara, yakni:
1. Menurunkan investasi
Memang investor akan  khawatir jika banyak kasus korupsi.  Investor akan menilai  keuntungan  tidak akan maksimal karena banyak dana yang dikorupsi. Selain  tidak memaksimalkan keuntungan, jumlah investasi yang ditanamkan akan menurun dan memperlambat  pertumbuhan ekonomi
2. Menciptakan kemiskinan
Tentu saja korupsi mempunyai dampak yang luas, terutama terhadap kehidupan masyarakat miskin, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Masyarakat miskin akan merasakan sejumlah dampak negatif akibat korupsi, termasuk menjadi bagian dari kelompok kurang beruntung (masyarakat miskin) yang  menerima  lebih sedikit layanan sosial dan kurang mendapat perhatian, kualitas layanan yang rendah, terbatasnya akses terhadap hal-hal seperti kesehatan karena uang masuk kedalam tangan koruptor.
3. Mempersulit Pembangunan ekonomi
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan menurunkan kualitas pelayanan pemerintah. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan menciptakan distorsi dan inefisiensi yang tinggi. Di sektor swasta, korupsi meningkatkan biaya menjalankan bisnis melalui kerugian akibat pungutan liar, biaya administrasi dalam menangani pejabat yang korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau investigasi. Ketika korupsi menyebabkan inflasi dalam biaya menjalankan bisnis, hal ini juga mengganggu "sektor bisnis". Bisnis yang terhubung terlindungi dari persaingan dan dengan demikian mempertahankan bisnis yang tidak efisien. Korupsi menciptakan distorsi (kekacauan) di  sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat di mana suap dan upah  lebih mudah didapat.
Oleh karena itu tindakan tersebut perlu dicegah dan dihentikan, dengan melakukan penanganan secara sungguh-sungguh dan sistematis, dengan menerapkan strategi yang komprehensif - secara preventif, detektif, represif, simultan dan berkelanjutan dengan melibatkan semua unsur terkait, baik unsur-unsur Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, maupun masyarakat luas. Pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 dipadukan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi. Pada prinsipnya pencegahan dan pemberantasan korupsi sudah menjadi komitmen bangsa Indonesia. Komitmen tersebut diwujudkan dalam upaya pemberantasan korupsi dengan menerapkan undang-undang tentang tindak pidana korupsi dan membentuk  lembaga yang  khusus dibentuk untuk mencegah dan memberantas korupsi, khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Pemberantasan korupsi tidak akan efektif jika dilakukan hanya dari satu sisi saja, baik itu pengobatan/pemberantasan maupun pencegahan. Penanggulangan korupsi akan lebih efektif jika dilakukan dengan melakukan kedua tindakan tersebut secara bersamaan dan tidak boleh lupa harus  dilakukan secara bersama-sama, dengan partisipasi dari pemimpin, pemagku pemerintah, dan masyarakat. Walaupun Pemerintah sudah beberapa kali mendirikan lembaga anti korupsi, namun upaya mencegah dan menangani korupsi dinilai masih belum memenuhi harapan masyarakat, karena pemerintah dinilai masih setengah hati dalam menangani korupsi.
HOW?
1. Pemimpin yang memiliki sifat patuh pada aturan
Pada cerita dewa ruci (werkudara) tercermin dari ketika, "Werkudara menjalankan perintah dari gurunya dengan sungguh-sungguh, yang mana dari perintah tersebut tentunya menghadapi segala rintangan untuk mencapai sebuah tujuan yang baik." Begitupula dengan sosok pemimpin yang dimana sebagai seorang pemimpin bangsa haruslah patuh dan taat terhadap aturan yang sudah disahkan menurut Undang-Undang sehingga aturan tersebut tidak boleh dilanggar, hal ini bertujuan untuk memberantas korupsi yang ada di Indonesia. Mengingat aturan di Indonesia sangat sulit untuk dipatuhi oleh orang banyak, sehingga praktik korupsi rentan untuk terus-menerus terjadi. Maka dari itu, diperlukan upaya pemerintah untuk berkomitmen penuh dalam menegakkan hukum yang tegas, adil, dan tidak memandang kekuasaan (uang), untuk diterapkan kepada seluruh individu yang terindikasi melakukian tindak korupsi untuk diberikan hukuman yang setimpal, karena dari perbuatannya itu tentunya telah merugikan masyarakat dan negara.
2. Pemimpin yang tetap kokoh dengan pendiriannya (bertanggung jawab)
Pada cerita dewa ruci (werkudara) tercermin dari ketika, "Werkudara tetap kokoh dengan pendiriannya akan tetap mencari Tirta Amerta (air suci) dengan berkata,
"Diriku ini mana bisa dihalangi. Jika mati juga kematianku sendiri. Tujuanku adalah mencapai kesucian diri." Setelah berkata seperti itu, Werkudara bergegas pergi dan saudaranya pun tercengang melihat Werkudara pergi.
Saudaranya merasa prihatin karena Werkudara pergi sendirian tanpa pengikut. Werkudara berjalan menuju Kerajaan Ngastina dengan diiringi petir sampai warga didesa merasa ketakutan dan meringkuk menyembah." Sama halnya dengan sosok pemimpin yang harus tetap kokoh dengan pendiriannya atau konsisten terhadap setiap pengambilan keputusan maupun langkah serta perilaku yang dijalankan. Teguh pendirian sebagai modal utama seorang pemimpin untuk tahan terhadap kritikan dari masyarakat luas, sebagai pemimpin juga tidak boleh plin plan dalam menetapkan Kebijakan ataupun pengambilan keputusan hukum untuk seseorang yang melakukan perbuatan buruk, contohnya korupsi. Seorang pemimpin juga harus dituntut untuk bertanggung jawab, karena dengan seseorang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas dengan baik dan tanggap. Seseorang akan dapat menjalankan tanggung jawab sekecil apapun itu dengan baik, maka akan mendapatkan kepercayaan yang tinggi juga dari masyarakat atau orang lain. Maka dari itu, implementasi dari tanggung jawab pemimpin menjadi kunci suksesnya pemberantasan korupsi. Tanggung jawab dalam artian setiap melakukan aktivitas pekerjaannya tidak haus oleh kehormatan, kemuliaan, dan kepentingan diri sendiri. Tetapi, harus tetap mengedepankan untuk masyarakatnya
3. Pemimpin yang memiliki sifat berani atau pantang menyerah
Pada cerita dewa ruci (werkudara) tercermin dari ketika, "Werkudara mendapatkan berbagai mara bahaya karena melewati hutan belantara yang terdapat banyak hewan buas serta cuaca hujan lebat. Dengan semangat pantang menyerah dan keteguhan jiwanga semua bahaya tersebut bisa dilalui oleh Werkudara. Sesampai di Hutan Tribasana hatinya merasa gembira sedang mematuhi petunjuk guru, Werkudara tidak sadar sedang dalam tipu muslihat sang guru. Perjalanan  werkudara dari hutan ke Gunung Candradimuka selalu diiringi badai dan petir." Pemimpin yang memiliki sifat berani mempunyai hati yang mantap, rasa percayadiri yang besar dalam menghadapi ancaman atau hal-hal yang dianggap sebagai bahaya dan kesulitan. Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran, termasuk berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan berani menolak kejahatan. Ia tidak akan menoleransi adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Dengan begitu korupsi dapat dicegah dengan sifat berani dan pantang menyerah untuk terus memberantas
4. Pemimpin yang dapat mengendalikan nafsu terhadap duniawi
Pada cerita dewa ruci (werkudara) tercermin dari ketika, "Werkudara melihat pancamaya yang merupakan cahaya berwarna 5 macam yaitu, putih, merah, kuning, hitam, dan bening. Kelima Cahaya tersebut memiliki arti mengenai mengendalikan nafsu. Putih menandakan nafsu yang condong kearah kebaikan, untuk warna merah, kuning, hitam merupakan penghalangan atau nafsu yang tidak baik, dan bening menandakan ilmu kebatinan. Jika dapat mengendalikan semua nafsu itu maka ilmu kesempurnaan akan didapatkan serta mampu menyatu dengan tuhan, dari itu werkudara mampu mengendalikannya dan ia dapat melihat juga mengenai 3 boneka berwarna kuning emas." Sama halnya dengan pemimpin yang dapat mengendalikan nafsu akan duniawi, akan menghindarkan kejahatan diri dari perilaku yang serakah, foya-foya, dan haus terhadap harta yang bergelimang. Pemimpin yang ingin memperkuat dalam mengendalikan nafsunya, maka diperlukan mempunyai karakter yakni: ketabahan, kebijaksanaan (hikmah), dan daya upaya dalam mencapai sesuatu dengan cara yang halal
5. Pemimpin yang dapat membela kebenaran
Werkudara diceritakan selalu membela kebenaran dan menuntut keadilan. Hal ini menjadikan panutan pemimpin untuk selalu membeli kebenaran. Seorang pemimpin harus memiliki sifat membela kebeneran. Selain berani menyuarakan kebenaran dan berani dinilai secara kritis oleh rakyat, juga tidak bisa dibeli dengan kekuatan apa pun. Ia tegas dalam pendirian dan tegar dalam prinsip membela kebenaran.
6. Pemimpin yang selalu mengingat penciptanya atau tuhannya
Pada cerita dewa ruci (werkudara) tercermin dari ketika, "Werkudara berangkat untuk mencari Tirta Amarta atau Tirta Prawitosari atau Ilmu sejati yang berguna untuk menyucikan jiwa dan raganya agar lebih dekat dengan tuhan dan dapat mengenali jati dirinya." Sama halnya dengan pemimpin yang selalu mengingat penciptanya atau taat kepada agamanya, dengan kemungkinan menjauhi segala larangan dan menjalankan perintah dengan baik. Karena dengan begitu, pemimpin akan menanamkan karakter shidiq (jujur) dan amanah (bertanggung jawab).
7. Pemimpin yang memiliki sifat jujur
Pada cerita dewa ruci (werkudara) tercermin dari ketika, "Werkudara yang harus kembali ke Astinapura dengan tangan kosong setelah dirinya melakukan perjalanan dari hutan Tibrasa. Ditunjukan ketika ditanya oleh Guru Drona tentang hasil dari perjalanannya dihutan Tribasa, lantas mengatakan bahwa air kehidupan tidak ada disana. Kemudian ia menjelaskan kepada Gurunya apa yang dia temui sewaktu dihutan Tribrasa, bahwa yang ada disana hanyalah dua raksasa." Kejujuran merupakan sifat yang mencerminkan sikap dan tindakan seseorang yang jujur, dapat dipercaya, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. Kejujuran berarti memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan serta menghindari dari tindakan tercela. Kejujuran merupakan kualitas kepemimpinan yang penting  karena membantu  membangun hubungan yang kuat dan memastikan bahwa tujuan dan misi dapat dicapai secara efektif, serta dapat menjauhkan diri dari tindakan penipuan atau korupsi
Representasi atau makna dari Dewa Ruci (Werkudara) untuk dijadikan contoh dalam menjadi pemimpin
Seiring bertambahnya pemahaman dan pengetahuan akan didapatkan nilai-nilai yang filosofis. Nilai tersebut juga disusun kedalam kebudayaan atau kesenian, seperti pada lagu "lir-ilir", jika pemikiran dan pemahaman belum sampai, maka hanya menganggap itu sebagai lagu biasa untuk hiburan anak-anak. Dalam serat Dewa Ruci  juga dijelaskan bekal yang dibawa werkudara untuk dapat menaklukkan para raksasa dan naga yang merupakan simbol dari Kamukten, Kamulyan dan  nafsu. Kualitas-kualitas tersebut adalah:
1. Rilo/Ridla
Rilo itu ridla dalam bahasa Arabnya atau sama halnya senada dengan ikhlas. Ikhlas ialah di luar hasrat. Hanya Tuhan yang jadi awal dan akhirnya. Rila mempercayai dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang menimpa diri kita baik suka maupun duka adalah yang terbaik menurut Allah.
2. Legowo
Legowo adalah 'boleh apa saja terjadi tidak apa-apa', 'tidak memberati apapun.' Kehilangan apapun tidak apa-apa asalkan Allah tidak hilang darinya, Allah tidak meninggalkannya.
3. Nerimo
Nerimo adalah menerima atau dalam bahasa Arabnya Qana'ah. Yaitu sikap rela menerima dan merasa cukup mengenai hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.
4. Anuraga
Anuraga adalah rendah hati, tidak sombong, tidak berdalih atau melebih-lebihkan, dan tidak angkuh.
5. Eleng
Eleng adalah ingat. Untuk bisa mempunyai empat kualitas diatas harus eleng, jadi frekuensi diri sendiri harus nyambung secara terus-menerus sama Allah dan selalu mengingat Allah.
6. Sentoso
Sentoso adalah selalu berada di jalan yang benar, tidak menyeleweng. Dengan jalan yang benar itu, diharapkan diri sendiri untuk konsisten atau tidak goyah.
7. Gembiro
Gembiro ialah nama lain dari gembira. Untuk menuju ilmu yang sungguh-sungguh harus ditempuh dengan rasa gembira, tidak boleh stres, bahkan depresi. Jika pikirannya kacau, maka keinginan tidak terpenuhi dan tidak konsisten
8. Rahayu
Rahayu merupakan kesadaran hati untuk selalu ingin melakukan kebaikan, kebajikan, dan menebarkan kemanfaatan untuk sesama.
9. Wilujengan
Wilujengan ialah selalu menjaga kesehatan tubuh untuk tetap sehat, tidak sakit, jika sakit diobati
10. Marsudi kweruh
Selalu mencari dan mempelajari ilmu yang benar
11. Samadi
Samadi adalah mereaksikan hidup, yaitu butuh waktu sendiri (me time) untuk melatih kepekaan dan merefleksikannya
12. Ngurang-ngurangi
Ngurang-ngurangi diibaratkan, seperti makan hanya ketika lapar dan tidak boleh berlebihan dan tidak harus memakan makanan yang mewah, minum juga secukupnya dan tidak harus meminum yang lezat atau mewah, tidur pada saat ngantuk saja dan di tempat yang nyaman.
Kisah Dewa Ruci merupakan perumpamaan tentang keinginan manusia untuk terus mencari keberadaan Tuhan dan dengan alasan yang kuat melakukan eksplorasi. Menurut RM Pranoedjoe Poespaningrat dalam bukunya yang berjudul Nonton Wayang dari Berbagai Pakeliran (2005), menyebutkan bahwa Serat Dewa Ruci awalnya adalah cerita mistik Kejawen yang sangat terkenal. Karya sastra ini kemudian dirangkai oleh Sunan Kalijaga untuk dijadikan metode penyebaran ajaran Islam. Cerita wayang Dewa Ruci kemudian berganti nama menjadi suluk yang berasal dari bahasa Arab yaitu Salaka yang artinya menuju Tuhan. Dalam kisah Dewa Ruci, sebagian orang Jawa meyakini bahwa menulis dianggap sebagai  cara berdakwah. Hal ini juga melambangkan pengalaman pribadi Sunan Kalijaga saat bertemu dengan tokoh spiritual. Menurut filsafat Jawa, manusia disebut mikrokosmos atau dengan kata lain dunia kecil, sedangkan alam semesta  disebut  makrokosmos yang artinya besar yang merupakan perwujudan Tuhan itu sendiri. Alam semesta mikrokosmos sama luasnya dengan alam makrokosmos. Di sana rahasia keilahian-Nya mendapat petunjuk: "Barangsiapa mengenal dirinya sendiri, maka ia akan mengenal Tuhannya" Kepercayaan ini telah terjalin dalam kepercayaan masyarakat Jawa pada masa lampau. Kisah pementasan wayang Dewa Ruci menjadi simbol dari apa yang dialami  Sunan Kalijaga, atau umumnya representasi pengalaman seorang muslim memperoleh pengetahuan tentang "jatining jejer ing pangeran" yang artinya biasanya ingin di dapatkan untuk masuk kedalam lini tasawuf. Karena, masih ada sebagian dari umat islam yang belum merasa puas terhadap dirinya dengan pendekatan kepada sang pencipta, yakni melalui ibadah seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Sebagian dari mereka ingin merasakan lebih dekat lagi dengan tuhan. Ada istilah lain dari tasawuf yaitu sufisme ialah istilah yang mencerminkan mistisme dalam islam. Dalam mengeskplorasi, individu harus bisa untuk tidak memikirkan dan mencari kesenangan di duniawi. Perjalanan Bima mengalahkan raksasa, mencari air perwita, mengalahkan naga dan bertemu dengan Dewa Ruci penuh dengan simbolisme perjuangan manusia mengatasi nafsu yang dapat menghalanginya mencapai kesempurnaan. misalnya nafsu makan, kekuasaan, kesombongan, dll. Kesempurnaan yang dicapai Bima melalui watak dan sifat rela, patuh, waspada, sadar (tidak melupakan diri sendiri) dan rendah hati, seseorang yang  mengetahui jati dirinya akan melakukan hal-hal tersebut dengan memenuhi kewajibannya terhadap dunia.
KESIMPULAN
Kisah Dewa Ruci merupakan perumpamaan tentang keinginan manusia untuk terus mencari keberadaan Tuhan dan dengan alasan yang kuat melakukan eksplorasi. Dalam mengeskplorasi, individu harus bisa untuk tidak memikirkan dan mencari kesenangan di duniawi. Perjalanan Bima mengalahkan raksasa, mencari air perwita, mengalahkan naga dan bertemu dengan Dewa Ruci penuh dengan simbolisme perjuangan manusia mengatasi nafsu yang dapat menghalanginya mencapai kesempurnaan. misalnya nafsu makan, kekuasaan, kesombongan, dll. Kesempurnaan yang dicapai Bima melalui watak dan sifat rela, patuh, waspada, sadar (tidak melupakan diri sendiri) dan rendah hati, seseorang yang  mengetahui jati dirinya akan melakukan hal-hal tersebut dengan memenuhi kewajibannya terhadap dunia.
Rumitnya permasalahan korupsi di Indonesia, diperlukan upaya yang menakjubkan untuk memberantasnya. Akan tetapi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki  citra dan perilaku pengelola. Korupsi tidak bisa dihilangkan hanya dengan kata-kata saja, namun juga harus dilakukan dengan contoh nyata dari para pemimpin pemerintahan, dari tingkat tertinggi. Tentu saja, contoh ini harus didukung oleh penerapan undang-undang yang konsisten dan ketat, yang juga bergantung pada perbaikan sistem pendidikan dan lingkungan. Pemimpin tersebut bisa mengambil nilai atau makna dari kisah dewa ruci (Werkudara) untuk dijadikan sebagai gaya kepemimpinan, yakni terdiri dari: memiliki sifat patuh pada aturan, tetap kokoh dengan pendiriannya (bertanggung jawab), memiliki sifat berani atau pantang menyerah, dapat mengendalikan nafsu terhadap duniawi, dapat membela kebenaran, selalu mengingat penciptanya atau tuhannya, dan yang memiliki sifat jujur. Tidak lupa mencontoh kualitas-kualitas dari Werkudara, yakni: Rila/Ridho, Legowo, Nrimo, Anuraga, Eleng, Sentoso, Gembiro, Wilujengan, Marsudi kweruh, Samadi, dan Ngurang-Ngurangi.
DAFTAR PUSTAKA
Banyuwangi, M. 2. (2021, Maret 22). Serat Dewa Ruci Sunan Kalijaga.
Dewa Ruci. (n.d.). wikipedia.org.
Kepemimpinan. (n.d.). repository.bsi.ac.id, 8-14.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI