Mohon tunggu...
Cerpen

Every Little Thing He Does

20 Desember 2016   11:41 Diperbarui: 20 Desember 2016   12:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kau mau paman membukakannya untukmu?”

Anak itu hanya menatap Revan selagi senyumannya tak memberikan jawaban apa-apa. Kaila melihat ibu sang anak memberi kode; menunjuk telinganya dan mulutnya, lalu menggelengkan kepala. Ah, detik itu Kaila mengerti.

“Dia tunarungu, Revan,” bisik Kaila memberitahu.

Tak berkata apa-apa, Revan pun memberi satu anggukan singkat dan membuka bungkus permen itu, memberikan isinya di telapak tangan si kecil. Senyuman di wajah Revan entah mengapa membuat hati Kaila dilanda emosi yang hebat.

Apalagi ketika Revan memperlakukan anak itu layaknya anak normal yang dapat mendengar suaranya. Dia membiarkan anak itu berdiri di pangkuannya, mengotori jinsnya, dan mereka berdua melihat ke luar jendela.

Si kecil menunjuk langit di atas sana, mulutnya terbuka tanpa mengeluarkan satu suara.

“Oh ada apa di sana, hm? Langit?” Revan mengusap jendela itu menggunakan telapak tangannya. Berusaha memberitahu anak itu bahwa hamparan luas warna jingga di luar sana bernama langit.

Kemudian Revan mengembuskan napas di jendela, menciptakan uap cukup lebar di sana, lalu dia menggambar lingkaran dengan dua mata serta lengkungan di bawahnya yang mengindikasikan senyuman lebar.

Revan menunjuk gambar tersebut, dan menunjuk ke wajah sang anak. “Ini kau, sedang tersenyum,” gumam Revan sia-sia. Suaranya penuh kehangatan dan Kaila ingin menangis.

Dia memerhatikan keduanya dari jarak satu meter kurang. Dia merasakan sebuah perasaan tak terdeteksi, membuat cairan bening menggenang di pelupuknya.

Apa-apaan ini? Revan…apa yang kau lakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun