Kaila cemberut. “Seperti kau yang tidak gombal saja setiap menciptakan lagu untuk-ku. Hehe,” Protesnya.
“Itu hatiku, bukan aku.” Ujar Revan dengan senyum jahilnya.
Kan! Ish, chessy.
Kaila tau dia tak dapat menahan senyumnya karena gombalan Revan. Oleh karena itu ia memalingkan wajah agar Revan tak melihat pipinya yang mungkin sudah bersemu.
Merasa kembali normal, Kaila kembali menghadap Revan yang masih memandangnya dengan senyum jahil yang super menyebalkan itu. Gadis itu berkacak pinggang. “Kalau aku memaksa?”
“Kalau aku tidak tetap tidak mau? Kau tau aku punya—“ Revan baru akan menyelesaikan perkataannya saat Kaila menyela.
“Tapi kau telah berjanji!” Yap janji!
“Tapi—“
“Dan janji harus ditepati!”
Tak ada penolakan.
“Baiklah..”