Papa Kembali ke tabiat lamanya. Tidak berkata apa-apa. Tidak punya komentar atas pilihan R. Papa cuma bilang, "Papa percaya pada kemampuan kamu."
Penggalan kalimat yang sama ucapkan dengan kalimat waktu terima rapor 'terbaik R' dulu.
Tapi, R merasa papa tidak percaya akan pilihan yang R ambil.
"Oh ya, kenapa pilihan kamu itu?"
Itu saja komentar papa. Tidak ada arahan untuk mengambil pilihan lain.
Pengumuman hasil tes PKN STAN lebih dulu keluar daripada pengumuman hasil tes SMBPTN.
Hasilnya? Jreng..jreng..jreng nama R ada di antara nama-nama yang diterima di PKN STAN. Selanjutnya? Tinggal proses daftar ulang.
Berselang beberapa minggu kemudian, saatnya pengumuman SMBPTN.
Hasilnya? Alhamdulillah... nama R kembali muncul pada daftar peserta yang lulus SBMPTN. Alhamdulillah-nya lagi, R diterima pada pilihan pertama, yaitu FMIPA ITB.
"Papa gak percaya kamu pilih FMIPA ITB."
Papa baru mengungkapkan ketidakpercayaannya akan pilihan R sebelumnya.