Akhirnya, aku sudah selesai mengikuti mobil itu. Tapi aneh, kenapa mereka pergi ke rumah sakit bersalin? Memang ada orang yang melahirkan? Menurut dugaanku, pasti temannya Ayahku atau temannya kakakku yang melahirkan. Aku pun mengikuti mereka, dan aku bertingkah seolah-olah menjadi detektif.
Sesaat aku melihat ruangan yang akan mereka masuki, dan aku juga akan bersiap-siap mengintip. Saat aku mengintip ruangan itu, ternyata memang benar ada yang melahirkan. Melahirkan seorang bayi yang saaangat lucu. Aku juga melihatnya gemes banget. Tapi aku lihat Ayah dari bayi itu... seperti mirip aku deh. Aku bukan mengintip lagi tapi aku menguping pembicaraan mereka di dalam.
“Wah, selamat yah kau sudah menjadi Ayah. Kau harus jaga anakmu baik-baik. Jadi Ayah yang baik untuk anakmu nanti.”
Dan ternyata aku begitu kaget mendengar ucapan mereka di dalam. Ternyata Ayah dari bayi itu memang adalah aku. Dan bayi yang tadinya aku puji gemes adalah anak aku sendiri. Aku mau masuk, namun aku malu-malu melihatnya.
Aku juga melihat diriku yang dewasa lebih tampan, tinggi, dan dada berbidang. Dan istriku juga aku lihat dia cantik dan baik hati. Ah, melihat kebahagiaan ini membuatku jadi lapar nih. Aku singgah di cafetaria yang ada di rumah sakit itu. Aku makan dan aku melihat diriku dan semua keluargaku keluar dari rumah sakit. Lho kok cepat banget yah keluar? Baru satu hari coba. Yah mungkin tanggal 20 istriku melahirkan dan ini sudah tanggal 23 dan harus keluar dari rumah sakit.
Berhubung banyak uang, uang dari Ayahku dan uang yang aku tabung, aku pulang naik bis menuju ke rumahku.