Mohon tunggu...
Farid Fauzi
Farid Fauzi Mohon Tunggu... Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paradigma "Wasathiyah"

14 Agustus 2018   14:27 Diperbarui: 14 Agustus 2018   15:12 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut Shihab menerangkan bahwa posisi pertengahan menjadikan manusia tidak memihak ke kiri dan ke kanan, suatu sikap yang membuat manusia bersikap adil. Posisi pertengahan juga menjadikan seseorang dapat dilihat oleh siapa pun dalam penjuru yang berbeda, dan ketika itulah ia dapat menjadi teladan bagi semua pihak. 

Posisi itu juga menjadikannya dapat menyaksikan siapa pun dan dimana pun. Allah Swt. menjadikan umat Islam pada posisi pertengahan agar umat Islam bisa menjadi saksi atas perbuatan manusia, akan tetapi sikap wasathiyah tersebut tidak akan bisa menjadi bagian dari diri seseorang jika tidak menjadi umat Rasulullah Saw. yang baik (Shihab, 2004: 347).

Merujuk keterangan Sihab di atas, dapat diambil 'ibrah bahwa umat Islam yang ideal itu adalah yang berperilaku dan berpemahaman wasathiyah atau moderat. Tidak ektrem kiri dan tidak pula ektrem kanan, sehingga umat Islam tersebut menjadi uswah atau panutan bagi umat yang lain, baik dalam bersikap maupun dalam beragama. 

Sikap wasathiyah tidak menjadikan umat Islam gila materi, dan tidak pula membuat umat Islam tenggelam jauh ke alam spritual, seolah tidak lagi menginjak bumi. Tetapi sikap wasathiyah tersebut memadukan antara alam materi dan alam spritual, sehingga terjadilah keseimbangan.

Syarat mutlak wasathiyah tersebut adalah dengan menjadi umat Nabi Muhammad Saw. yang baik, yaitu memahami dan mengamalkan al-Qur'an dan al-Hadits dengan benar, dengan mengikuti pemahaman yang benar pula. Sebab ada juga sebagian kelompok yang menyitir ayat-ayat al-Qur'an untuk mencari pembenaran, seperti ISIS yang telah penulis singgung di bagian awal makalah ini, yang menyitir "ayat-ayat pedang" untuk membenarkan tindakan biadap mereka.

Selanjutnya, wasathiyah atau sikap moderat bukan berarti tunduk dan patuh pada hukum barat, bersikap sungkem kepada kapitalisme dan sekularisme. Jangan sampai terjadi distorsi istilah, ketika umat Islam yang mengamalkan Islam secara kaffah lalu dicap tidak moderat atau muslim garis keras. Tetapi ketika umat Islam yang bisa menjadi mitra dan "ramah" kepada barat, baru dikatakan moderat. Ini adalah penyelewengan makna wasathiyah yang digadang-gadangkan barat untuk menghancurkan Islam.

Untuk menghidari distorsi istilah dan pemahaman yang keliru terhadap paradigma wasathiyah ini, adapun ciri-ciri muslim moderat tersebut: 1. Tawassuth (bersikap pertengahan) 2. Tawazun (seimbang dalam bersikap) 3. I'tidal (lurus dan tegas) 4. Tasamuh (toleransi) 5. Musawah (bersikap sama atau adil) 6. Syuro (pandai bermusyawarah) 7. 

Berjiwa Islah (pembaharu) 8. Mendahulukan yang prioritas (aulawiyah) 9. Tathowwur wa al-Ibkar (Dinamis dan inovatif )10. Tahadhdhur (berakhlah mulia), (Amin, 05/08/2016). Kesepuluh ciri-ciri ini adalah tolak ukur seseorang dikatakan muslim moderat.

Kemudian Syaikh Abdul Fadhil el Qoushi, seorang guru besar al-Azhar, pada acara pertemuan akbar Organisasi Internasional Alumni al-Azhar di Mataram mengatakan, "Moderasi Islam sangat dibutuhkan di tengah dunia yang sedang terkoyak oleh berbagai paham, aliran, dan kelompok yang serba ekstrem, baik kanan maupun kiri. Dari liberalisme, anti agama, hingga islamofobia, begitu juga dengan takfir ghuluw (menganggap orang lain kafir), tadhlili (menganggap orang lain sesat), hingga yang menganggap dirinya paling benar dan orang lain salah (Republika, 23/10/2017).

Mencermati penjelasan Amin dan el Qoushi di atas, mereka amat menekankan kapada pembangunan konsep wasathiyah atau moderasi Islam, maksudnya adalah membangun muslim yang moderat, jauh dari kekerasan, permusuhan, pembunuhan dan perang saudara.

Membangun Generasi Wasathiyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun