Manusia merasa bahwa kehidupannya memiliki makna intrinsik yang menjadi patokan dalam mengambil sikap agar hidup ini berarti. Nyatanya alam semesta ini sepenuhnya kosong dari kebermaknaan. Ia ada begitu saja tanpa arti intrinsik.
Lalu Manusia jungkir balik dalam upayanya mengetahui segala sesuatu. Namun pengetahuan manusia tetap saja terbatas dan tidak akan pernah memadai. Bagi Albert Camus, kegagalan hasrat pengetahuan manusia di hadapan absurditas dunia menegaskan bahwa semesta memang sejatinya tidak bermakna.Sekali lagi, perasaan yang terbangun oleh makna akan selalu berkontradiksi dengan pengetahuan atas ketidak-bermaknaan.
Dengan demikian, kita berada pada dunia yang sepenuhnya bertentangan dengan keinginan manusia. Lalu, pertanyaan terpenting untuk dipikirkan adalah apa alasan manusia untuk terus hidup?
Tidak ada. Tapi, ya, hidup harus tetap berlanjut.
Manusia menciptakan dirinya sendiri, dunialah yang absurd, dan Sartre berkata: "Saya tahu itu adalah dunia. Dunia telanjang tiba-tiba memunculkan dirinya sendiri, dan saya menjadi gusar dengan kehidupan yang kotor dan absurd ini." Â sartre bilang bahwa cinta itu konflik, cinta itu pertentangan. bahasanya memuakkan, atau nausee.dan saya pikir dulu cinta itu ya absurd, susah dimaknai
"Saya melihat orang lain yang secara paradoksal dibunuh demi gagasan atau ilusi yang justru memberikan kepada mereka alasan untuk hidup, jadi saya menilai bahwa makna hidup adalah pertanyaan yang paling mendesak"
Kita dilempar dalam fakta-fakta yang kerap kali tidak sesuai dengan ekspektasi. Kita selalu terus mencari nilai absolut dalam hidup, entah itu makna, kebahagiaan, pekerjaan dan yang lainnya. Padahal nilai absolut itu tidak ada. Dunia menyembunyikan itu semua.
Katanya Albert Camus absurd itu konfrontasi antara dunia yang irasional dan kerinduan yang hebat akan kejelasan yang panggilannya menggema di kedalaman hati manusia.
Jadi Absurditas Cinta dan Realitas Politik itu tidak bisa dipisahkan maka dari itu kita tidak bisa mendikte nya melainkan menyelami khazanah itu sendiri.
Hidup hanya peralihan dari Syahrir menuju Chairil; kadang dipertaruhkan untuk dimenangkan, kadang hanya menunda kekalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H