Mohon tunggu...
Farhan Mustafid
Farhan Mustafid Mohon Tunggu... Penulis - penulis

"Ke-Aku-an" Ini perkara baju, tapi ketelanjangan "diri" yang begitu Sunyi dalam riuh-riuh realitas.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Absurditas Cinta dan Realitas Politik

31 Oktober 2023   16:33 Diperbarui: 31 Oktober 2023   16:39 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutip sebuah perkataan Arie Putra Owner YouTube Total Politik dengan judul "PSI dibarisan Prabowo dan AHY, Faldi Maldini Tidak pernah Mimpikan"

Arie Putra dan Faldo Maldini mengatakan:

"Dalam peristiwa pasti ada hikmahnya hikmahnya orang bisa melihat realitas politik dengan cara yang tidak ideal sepertinya itu lebih baik harus menerima "ya memang begini" seperti orang pacaran, ideal betul dilihatnya ternyata realitas sudah menikah segala macam tidak sesuai ekspektasi, akan tetapi kalau dari awal kita sudah bisa memikirkan "bahwa ini bukan yang ideal bagi kita, tapi ini yang bisa memberikan kebutuhan kita, kan" kebutuhan kita apa?
Kehidupan keluarga yang baik, disalah satunya tidak bisa mengatur keuangan akan tetapi disalah keduanya bisa mengatur keuangan. Jadi kita diajak belajar berpikir untuk kesitu"

"Seperti halnya orang berpacaran seolah olah dunia ini milik dunia, orang lain ngontrak ngekost, pasangannya di ratukan yang lain blablabla perempuan paling ideal dimuka bumi, akan tetapi ada juga orang yang memilih pasangannya  dengan mindset yang berbeda, cara melihatnya adalah "aku gabisa keuangan aku butuh istri yang punya kemampuan untuk mengatur keuangan", suami jago masak istri ga jago masak ya tidak apa apa. Tapi bagi orang ideal tadi semuanya tuh harus, makan masakan istri jadi kita diajak untuk  melihat realitas politik dengan cara yang lain bukan yang ideal tapi yang kita butuh dan rasional sebab kita dikasih bukan sesuatu hal yang kita inginkan atau keren tetapi yang kita butuhkan".

"Tetapi itulah proses kita berbangsa yang membawa kita menjadi dewasa dengan menjalankannya melewatinya baru bisa kita obrolin
Seperti halnya aku memilih istriku berdasarkan kebutuhan dan kau memilih istri sebagai cinta sejati dan ideal akan tetapi akan Beda hasilnya karena kita gatahu belum sampai ke titik tertentu dan dicoba, yang kita bisa menilai atau aku gabisa menilai mana dua duanya yang baik karena basisku kebutuhan tapi set up nya sudah beda seperti hal ya yang menonton total politik nonton sesuai kebutuhanmu saja, tetapi kalau berdasarkan ideal cinta abadi dan segala macam pasti itu sakit hati."

Sedangkan cinta sifatnya transendental dan irasional.

Lalu bagaimana? Sebab manusia hidup dalam sebuah kebutuhan, keinginan dan kepentingan. Maka dari hal tersebut dalam pergejolakan cinta ada yang jadi korban dan dikorbankan. Kebenaran sifatnya politis dan kompromi. Sebab Politik itu dinamis, harus mencair.

Seperti halnya Dualistik; kamu bisa tahan 1 minggu makan dan minum, tapi tidak bisa hidup sedetik pun tanpa harapan.

Akan tetapi harapan itu yang membuatmu kecewa.

Apakah ketika kita kecewa itu tandanya tidak bersyukur?

"Rasa kecewa melahirkan penyesalan, penyesalan jika ada menjadi pelajaran untuk tidak akan terulang lagi dan memberi peluang munculnya harapan pada hari hari berikutnya"

Selama masih ada pagi selepas malam, juga pelangi sereda hujan; maka kehidupan masih akan tentang harapan-harapan.

Absuditas Politik Cinta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun