Wan Ali yang mengempit papan catur di ketiak kirinya tampak serius betul: kepala nya menyentak-nyentak beberapa kali, menunjukkan ketidaksetujuan; mulut mengoceh dengan mata membersil; tangan kanan secara berkala menunjuk-nunjuk wajah istrinya; dan wajah memerah membuat rupanya semakin buruk.
B. Amarah
Aku menjalankan kuda dan memakan pioneer dengan cara yang kuketahui. Semacam teguran halus bahwa ia seharusnya menjalankan kuda seperti aku dan semua orang yang pernah bermain catur dengan ku dan semua pertandingan catur yang pernah kusaksikan. Ia malah marah-marah dan menuduh ku antek liberal.
"Kau tahu," katanya, telunjuknya mengarah kepadaku, "Langkah L itu sengaja diciptakan oran-orang kafir untuk menyisipkan paham Liberal. L untuk Liberalisme. Itu pesan yang sangat jelas. Kau jangan terperdaya muslihat murahan seperti itu.
C. MurungÂ
Selain itu, aku menangkap suasana murung yang bikin gerah. Aku ingin menyalakan mercon rawit dan melemparkannya ke dalam mobil, barang kali bisa menceriakan suasana.
D. Kecewa
Terdengar denting gelas, salah seorang diantara mereka sedang mengaduk gelas. "Macam pantat babi potong! Kurang macholah."
"Nih, baca, ada yang bilang pakai warna pink karena mendapat sponsor pembalut wanita."
"Martole. Hepeng memang. Sebagai penggemar berat dia sejak SD, kewewa aku!"
E. Mengharukan