Sedangkan pandangan yang terakhir bersal dari Jerry H. Makawingbang dalam bukunya yang berjudul Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, bahwa supervisi klinis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Dalam supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah tetapi tercipta hubungan manusiawi, sehingga guru-guru memiliki rasa aman sehinggal timbul kesediaan untuk menerima perbaikan
- Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri karena dia memang membutuhkan bantuan itu
- Satuan tingkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan satuan yng terintegrasi. Harus dianalisis sehinga terlihat kemampuan apa, keterampilan apa, yang spesifik yang harus diperbaiki
- Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasanayang penug kehangatan, kedetan, keterbukaan[8]
- Supervisi yang diberikan tidak saja pda ketermpilan mengajar tapi juga mengenahi aspek kepribadian guru misalnya motivasi terhadap gairah mengajar
- Instrumen yang digunaan untuk observasi disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dan guru
- Blikanharus diberikan secepat mungkin  dan bersifat objektif
- Balikan bersal dari guru lebih dahulu bukan bersal dar supervisor[9]
PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI KLINIS
Menurut Jerry H. Makawimbang dalam bukunya yang berjudul Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, ada beberapa prinsip supervisi klinis sebagai berikut:
- Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari para guru lebih dahulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong untuk berusaha meminta bantuan dari supervisor
- Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa kesejawatan
- Ciptaka suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan apa yang dialaminya. Supervisor bersaha untuk apa yng menjadiharapan seorang guru
- Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang sunggu alami
- Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk diperbaiki
Menurut Rivai (1982:53) membagi prinsip-prinsip supervisi dua bagian yaitu prinsip positif dan prinsip negatif.
Prinsip positif memiliki profil keharusan dalam hal: konstruksi, kreatif, lebih berdasarkan pada sumber kolektif atau kelompok daripada usaha-usaha supervisor sendiri, didasarkan pada keadaan riil dan sebenarnya, sederhana dan informasi, objektif dan sanggup mengadakan evaluasi.
Sementara prinsip negatif memilki profil tidak diizinkan atau jangan dilakukan, yaitu: bersifat mendesak, didasarkan atas kekuasaan atau kedudukan, dilepaskan dari tujuan pendidikan dan pengajaran, terlalu banyak mengenal soal-soal yang mendetail mengenahi cara-cara mengajar dan bahan pengajaran.[10]
Menurut purwanto (1998:35) mengemukakan prinsip-prinsip supervisi klinis:
- Dilakukan sesuai kebutuhan guru
- Hubungan supervisor dan guru didasarkan atas kerabat kerja
- Supervisor ditujang sifat keteladanan dan terbuka
- Dilakukan secara terus menerus
- Dilakukan melalui berbagai wadah yang ada
- Dipelancar melalui penimgkatan koordinasidan vertikal baik tingkat pusat maupun daerah.
Sejalan dengan pendapat Purwanto tersebut, Ari Kunto (2004:19) menegaskan pula bahwa yang termasuk prinsip supervisi sebagai berikut:
- Bersifat bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah, kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
- Bantuan diberikan secara langsung artinya bantuan harus diupayakan agar pihak yang bersangkutan tanpa paksaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
- Saran atau umpan balik disampaikan segera mungkin, agar tidak lupa
- Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala
- Mencrminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan disupervisi
- Supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan
TUJUAN SUPERVISI KLINISÂ
Pada dasarnya tujuan supervisi adalah untuk membantu memodifikasi pola- pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif. Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis, yaitu : pengembangan profesional dan motivasi kerja guru. Sedangakan menurut Acheson dan Gall (1987), tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru dalam kelas. Kemudian tujuan ini dispesifikan sebgai berikut :
- Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
- Mendiagnosis dan membantu memecahkan maslah- masalah pengajaran.
- Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategi pengajaran.
- Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.
- Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap penngembangan profesional yang berkesinambungan.[11]
BAB III