Mohon tunggu...
Faradina Milla Maula
Faradina Milla Maula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manajemen Pendidikan Islam UIN Malang 2017 Manajemen Pendidikan UNY 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makalah Supervisi Klinis

5 September 2019   05:50 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:44 3255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan pandangan yang terakhir bersal dari Jerry H. Makawingbang dalam bukunya yang berjudul Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, bahwa supervisi klinis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Dalam supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah tetapi tercipta hubungan manusiawi, sehingga guru-guru memiliki rasa aman sehinggal timbul kesediaan untuk menerima perbaikan
  2. Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri karena dia memang membutuhkan bantuan itu
  3. Satuan tingkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan satuan yng terintegrasi. Harus dianalisis sehinga terlihat kemampuan apa, keterampilan apa, yang spesifik yang harus diperbaiki
  4. Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasanayang penug kehangatan, kedetan, keterbukaan[8]
  5. Supervisi yang diberikan tidak saja pda ketermpilan mengajar tapi juga mengenahi aspek kepribadian guru misalnya motivasi terhadap gairah mengajar
  6. Instrumen yang digunaan untuk observasi disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dan guru
  7. Blikanharus diberikan secepat mungkin  dan bersifat objektif
  8. Balikan bersal dari guru lebih dahulu bukan bersal dar supervisor[9]

PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI KLINIS

Menurut Jerry H. Makawimbang dalam bukunya yang berjudul Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, ada beberapa prinsip supervisi klinis sebagai berikut:

  1. Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari para guru lebih dahulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong untuk berusaha meminta bantuan dari supervisor
  2. Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa kesejawatan
  3. Ciptaka suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan apa yang dialaminya. Supervisor bersaha untuk apa yng menjadiharapan seorang guru
  4. Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang sunggu alami
  5. Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk diperbaiki

Menurut Rivai (1982:53) membagi prinsip-prinsip supervisi dua bagian yaitu prinsip positif dan prinsip negatif.

Prinsip positif memiliki profil keharusan dalam hal: konstruksi, kreatif, lebih berdasarkan pada sumber kolektif atau kelompok daripada usaha-usaha supervisor sendiri, didasarkan pada keadaan riil dan sebenarnya, sederhana dan informasi, objektif dan sanggup mengadakan evaluasi.

Sementara prinsip negatif memilki profil tidak diizinkan atau jangan dilakukan, yaitu: bersifat mendesak, didasarkan atas kekuasaan atau kedudukan, dilepaskan dari tujuan pendidikan dan pengajaran, terlalu banyak mengenal soal-soal yang mendetail mengenahi cara-cara mengajar dan bahan pengajaran.[10]

Menurut purwanto (1998:35) mengemukakan prinsip-prinsip supervisi klinis:

  1. Dilakukan sesuai kebutuhan guru
  2. Hubungan supervisor dan guru didasarkan atas kerabat kerja
  3. Supervisor ditujang sifat keteladanan dan terbuka
  4. Dilakukan secara terus menerus
  5. Dilakukan melalui berbagai wadah yang ada
  6. Dipelancar melalui penimgkatan koordinasidan vertikal baik tingkat pusat maupun daerah.

Sejalan dengan pendapat Purwanto tersebut, Ari Kunto (2004:19) menegaskan pula bahwa yang termasuk prinsip supervisi sebagai berikut:

  1. Bersifat bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah, kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
  2. Bantuan diberikan secara langsung artinya bantuan harus diupayakan agar pihak yang bersangkutan tanpa paksaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
  3. Saran atau umpan balik disampaikan segera mungkin, agar tidak lupa
  4. Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala
  5. Mencrminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan disupervisi
  6. Supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan

TUJUAN SUPERVISI KLINIS 

Pada dasarnya tujuan supervisi adalah untuk membantu memodifikasi pola- pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif. Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis, yaitu : pengembangan profesional dan motivasi kerja guru. Sedangakan menurut Acheson dan Gall (1987), tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru dalam kelas. Kemudian tujuan ini dispesifikan sebgai berikut :

  1. Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
  2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan maslah- masalah pengajaran.
  3. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategi pengajaran.
  4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.
  5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap penngembangan profesional yang berkesinambungan.[11]

BAB III

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun