Mohon tunggu...
Faqih Adzkia
Faqih Adzkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasasiwa

saya muhamad faqih adzkia nama panghgilan saya faqih saya anak ke 3 dari 4 saudara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Remedial dan Pengayaan

21 Juni 2024   23:08 Diperbarui: 21 Juni 2024   23:08 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  •             Dalam proses belajar mengajar di suatu institusi pendidikan, masing- masing individu memiliki caranya masing-masing untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar. Beberapa ketrampilan belajar pun dipakai guna memenuhi tujuan dari pendidikan tersebut. Namun tidak jarang seorang siswa mengalami kesulitan belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mengganggu dirinya dalam belajar. Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar misalnya tidak mampu menyerap bahan pembelajaran dengan baik, tidak dapat konsentrasi dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes dan sebagainya.
  •             Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti itu akan memiliki resiko hasil yang didapatkan dari proses belajar kurang maksimal. Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk mengatasi masalah-masalahbelajar tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran remedial dan pengayaan. Mengingat pentingnya pemahaman menyeluruh konsep dasar dari kurikulum ini, maka penulis tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus mengungkap mengenai hal tersebut.
  • Pembahasan 
  • Pengertian Remdial 
  •       Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.[1]

 

Secara terperinci tujuan remedial adalah agar siswa:

  • Memahami dirinya, khusus yang menyangkut prestasi belajarnya, yang meliputi segi kekuatannya, segi kelemahannya, jenis dan sifat kesulitannya.
  • Dapat merubah dan memperbaiki cara-cara belajar kearah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.
  • Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
  • Dapat mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
  • Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.

Fungsi korektif : Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru yakni dilaksanakan guru berdasarkan hasil kesulitan belajar siswa yang diketemukan. Bertolak dari hasil analisis tersebut, guru memperbaiki berbagai aspek kesulitan proses pembelajaran, mulai dari rumusan indikator hasil belajar, materi ajar, pengalaman belajar, penilaian dan evaluasi, serta tindak lanjut pembelajaran. Ini dilakukan sesuai dengan kemampuan siswa. menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui penggunaan berbagai metode dan alat/media pembelajaran.

Fungsi akselerasi: Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, yakni kegiatan remedial mempunyai fungsi akselerasi terhadap pembelajaran karena siswa dapat dipercepat penguasaan terhadap materi pelajaran melalui penambahan waktu dan frekuensi pembelajaran.

Fungsi pengayaan: Memperkaya pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.

Fungsi Terapeutik: Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Aspek Sosial-Pribadi. Fungsi teurapeutik ditunjukkan dengan kegiatan membatu siswa yang mengalami kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi. Perlu diketahui bahwa siswa yang merasa kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dari teman-temannya. Guru yang membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya dirinya.

  • Memberi buku pelajaran dengan pelajaran yang bersangkutan
  • Mengkaji ulang soal-soal pelajaran yang telah lalu
  • Melakukan aktivitas fisik (praktik)
  • Kegiatan kelompok/diskusi kelompok
  • Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan dalam belajar
  • Menggunakan sumber belajar lain. Misalnya untuk mengatasi kesulitan belajar tentang bagaimana beternak ayam petelur/pedaging, siswa, siswa tersebut bisa mendatangi peternak ayam agar bisa minta bantu untuk di jelaskan secara gamblang atau secara lengkap dan terperinci.
  •            Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH), dapat dipilih beberapa alternatif berikut.[6]

 

  • Alternatif 1

 

  •      Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 70. Seorang peserta didik, Andi memperoleh nilai PH1 (KD 3.1) sebesar 50. Karena Andi belum mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Andi memperoleh hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai PH1 (KD 3.1) yang diperoleh Andi adalah sebesar 80.

 

  • Keuntungan menggunakan ketentuan ini:

 

  • 1). Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran remedial karena peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.

 

  • 2). Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning).

 

  • Kelemahan menggunakan ketentuan ini

 

1) Peserta didik yang telah tuntas (misalnya, Wati dengan nilai 75) dan nilainya dilampaui oleh peserta didik yang mengikuti remedial (misalnya, Andi dengan nilai 80), kemungkinan Wati mempunyai perasaan diperlakukan "tidak adil" oleh pendidik.

 


 

Alternatif 2

 

            Peserta didik diberi nilai dengan cara meratarata antara nilai capaian awal (sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir (setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan:

 

  • Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Badar memperoleh nilai 90) dan setelah diratarata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Badar adalah 60) ternyata hasil rata-rata telah melebihi KKM (nilai 75), maka hasil ratarata (nilai 75) sebagai nilai perolehan peserta didik tersebut (Badar).

 

  • Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Andi memperoleh nilai 80) dan setelah diratarata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Andi adalah 50) ternyata hasil ratarata belum mencapai KKM (nilai 65), maka Andi diberi nilai sebesar nilai KKM, yaitu 70.

 


 

Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meskipun Alternatif 2 ini tidak memiliki dasar teori, namun lebih mengedepankan faktor kebijakan pendidik. Upaya lain, untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk mengikuti tes, namun dengan catatan perlu diinformasikan kepada pe serta didik bahwa konsekuensi nilai yang akan diambil adalah nilai hasil tes tersebut atau nilai terakhir.

Alternatif 3

            Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk suatu mata pelajaran, berapapun nilai yang dicapai peserta didik tersebut telah melampaui nilai KKM.

Program Pengayaan 

      Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimiliki. Kegiatan pengayaan pada prinsipnya memberikan kesempatan pada siswa yang pandai untuk meningkatkan pengetahuannya dengan cara dan kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya.[8]

 

 

  • Menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi baru

 

  • Menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pengajaran pokok

 

  • Melatih cara berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi

 

  •           Dengan kata lain, kegiatan pengayaan diarahkan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa melebihi tuntutan minimal bagi seluruh siswa.

 

  • Menugaskan siswa mencari materi pokok dalam kompetensi dasar selanjutnya.

 

  • Memfasilitasi siswa melakukan percobaan-percobaan, soal latihan, menganalisa gambar, dan sebagainya.

 

  • Memberikan bahan bacaan untuk didiskusikan guna menambah wawasan para siswa.

 

  • Membantu guru membimbing teman-temannya yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimum.

 

              Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapatkan pengayaan agar dapat mengembangkan potensi secara optimal, salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, beban tambahan atau tugas individu yang bertujuan untuk memperlus kompetensi yang telah dicapai.11 Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilakukan setiap saat baik pada saat jam efektif maupun tidak. Bagi peserta didik yang pada kemampuannya selalu menguasai kompetensi lebih cepat dapat diberikan pengayaan akselerasi. Pengayaan dapat bersifat vertical maupun horizontal. Pengayaan yang bersifat vertical dimaksudkan untuk membuat pengayaan kepada siswa agar mereka lebih mantab dan lebih meyakini materi yang telah dipelajari, materi yang diberikan dalam pengayaan ini sifatnya lebih tinggi dari materi yang telah dipelajarinya. Sedangkan pengayaan yang sifatnya horizontal dimaksudkan untuk memberikan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan konsep atau prinsip dalam materi yang telah dipelajari. Pengayaan ini dapat memperluas penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kelebihan Program Pengayaan 

 

Kelebihan dari program pengayaan diantaranya adalah:[11]

 

 

 

  • Mengunakan kemahiran-kemahiran yang telah dikuasai dalam pelajaran biasa untuk memperluas pengalaman dan pengetahuan mereka dalam pelajaran-pelajaran tertentu.

 

  • Program pengayaan adalah program yang menarik dan meningkatkan minat peserta didik.

 

  • Menggunakan masa lapang untuk memperkembangkan bakat mereka.

 

  • Memupuk tabiat membaca melalui suatu program membaca dalam bentuk pengayaan dengan tujuan untuk memperoleh ilmu.

 

  • Supaya peserta didik dapat menggunakan kemahiran yang dikuasai dalam pelajaran biasa untuk memperluaskan pengalaman dan pengetahuan mereka.

 

  • Kelemahan Program Pengayaan

 

Adapun kelemahan program pengayaan ialah sebagai berikut:[12]

 

  • Kecenderungan berlakunya diskriminasi.

 

  • Program pengayaan dengan cara berkelompok sukar dilakukan apabila murid tidak mempunyai hubungan yang baik dengan rekan sebaya.

 

  • Rancangan dan Desain Program Pengayaan     

 

  • Desain Program Remedial dan Pengayaan dengan Simpel PAS

 

  •  

 

 

 

Simpel PAS adalah program aplikasi untuk menganalisis soal yang juga dapat digunakan untuk membantu guru dalam mendesain program pembelajaran remedial dan pengayaan. Program remedial dan pengayaan dapat dengan mudah dibuat dengan memanfaatkan hasil evaluasi dan analisis hasil belajar yang dikeluarkan oleh Simpel PAS.

 

Prinsip belajar tuntas (mastery learning), yaitu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional umum dari suatu satuan pelajaran secara tuntas. Standar normal penguasaan tuntas adalah 85% dari populasi siswa harus menguasai sekurang-kurangnya 75% dari tujuan instruksional yang hendak dicapai. Prinsip-prinsip utama pembelajaran tuntas adalah: a. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik dirumuskan dengan urutan yang hirarkis; b. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan feedback; c. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan; d. Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan Belajar lebih awal.[13]

 

              Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. 7. Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.

 

 

Bentuk bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah: a. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian saat mengikuti pembelajaran; b. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb. c. Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netratuna daksa, dsb.

 

Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial: a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%; b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%; c. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%; d. Pemanfaatan tutor teman sebaya. 10. Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilaksanakan di luar jam tatap muka.

 

 

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.

 

Pembelajaran Pengayaan a. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, bepikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat. b. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb. c. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan 1) Belajar Kelompok 2) Belajar mandiri 3) Pembelajaran berbasis tema 4) Pemadatan kurikulum.

 

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

 

Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. 17. Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang selanjutnya disebut TPK Sekolah adalah tim yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah yang bertugas untuk merancang dan mengembangkan kurikulum, yang terdiri atas wakil kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, Guru BK/konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.

 

Pengajaran remedial, bertujuan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sekurang-kurangnya sesuai dengan derajat ketuntasan minimum. Beberapa pendekatan dalam pengajaran remedial pada akhirnya dikembangkan oleh guru ke dalam berbagai strategi pelayanan pengajaran remedial, yaitu :

 

  • Pendekatan kuratif, pendekatan yang dilakukan setelah diketahui adanya siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran. Tiga strategi yang dapat dikembangkan oleh guru, yaitu : strategi pengulangan, pengayaan dan pengukuhan serta strategi percepatan.

 

 

  • Pendekatan preventif, pendekatan yang ditujukan kepada siswa yang pada awal kegiatan belajar telah diduga akan mengalami kesulitan belajar. Strategi pengajaran yang dapat dilakukan, yaitu kelompok homogen, individual, kelas khusus.

 

 

  • Pendekatan yang bersifat pengembangan, pendekatan yang didasarkan pada pemikiran bahwa kesulitan siswa harus diketahui guru sedini mungkin agar dapat diberikan bantuan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

 

 

Ischak S. W. & Warji R. (1987). Program remedial dalam proses belajar-mengajar. Yogyakarta: Liberty Ingin tahu lebih lanjut

 

 

  •  Hasil Pembahasan
  •  
  • Model Pengelolaan Analisis, dan Penggunaan Hasil Remedial Pengayaan.
  •  
  •  
  • Model pengelolaan pengayaan

 

Model pelaksanaan remedial dan pengayaan di sekolah merupakan salah satu kegiatan wajib yang dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan baik itu sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Pelaksanaan remedial dimaksudkan untuk membantu peserta didik yang lemah dalam belajar untuk meningkat kualitas belajarnya. Biasanya remedial dilakukan untuk peserta didik yang belum mencapai kriteria ketutasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan standar pendidikan Nasional.

 

Kegiatan pengayaan berbeda dengan kegiatan remedial, kalau kegiatan remedial difokuskan pada peserta didik yang lemah dalam belajar, maka pengayaan terfokus pada peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dalam belajar. Mereka melampaui kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru mata pelajaran. Mereka diberi perhatian khusus agar terus meningkatkan prestasinya dan tetap giat belajar, sehingga prestasi pembelajaran tidak menjadi turun.

 

Pada dasarnya kegiatan remedial dilaksanakan bukan sekedar menuntaskan nilai-nilai peserta didik yang kurang dari KKM mata pelajaran, tetapi lebih menekankan pada ketercapaian siswa dalam memahami dan meresapi pelajaran yang didapatkan di dalam kelas maupun di luar kelas. Kalau guru hanya terfokus pada nilai semata, maka jangan harap peserta didik akan mengalami perkembangan. Nilai yang baik bisa bisa didapatkan para peserta didik dengan melakukan kegiatan curang, seperti menyontek buku atau melihat pekerjaan teman sejawat.

 

Pengayaan juga bukan untuk peningkatan nilai, atau mempertahankan nilai yang sudah diraih oleh siswa. Kegiatan pengayaan dilaksanakan untuk menambah pengetahuan siswa, dan memberikan semangat kepada mereka untuk terus mencari pengetahuan baru agar tidak terfokus pada apa yang hanya mereka dapat di dalam kelas.

 

Prinsip-prinsip Remedial

 

  • Adaptif

 

  • Interaktif

 

  • Fleksibilitas

 

  • Pemberian Umpan Balik

 

  • Kesinambungan dan Ketersediaan dalam pemberian pelayanan

 

               Prinsip kegiatan pertama adalah aptif, dalam pelaksanaannya kegiatan remedial harus bisa mengakomodasi semua kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Ini artinya bahwa kegiatan remedial harus bisa beradaptasi dengan peserta didik. Siswa tidak bisa dipaksakan untuk bisa langsung mengerti atau mengetahui apa yang disampaikan, namun butuh tahapan-tahapan agar mereka bisa mengenal atau  mengetahu  apa yang disampaikan.

 

               Prinsip kedua adalah interaktif, pelaksanaan remedial dilaksanakan secara interaktif antara peserda didik dengan pendidik dan sumber belajar. Peserta didik tidak boleh dibuat diam saja sata kegiatan remedial, tetapi sebisa mungkin untuk mereka diberikan rangsangan atau stimulus untuk aktif dan dapat berinteraksi dengan dengan pendidik.

 

               Prinsip ketiga adalah fleksibel, dalam kegiatan remedial seorang pendidik mengakomodir berbagai metode mengajar yang sesuai dengan karakter siswa. Perbedaan karakter siswa dalam belajar ini membut guru sebisa mungkin mengajar tidak terfokus pada satu metode saja, tetapi bisa membaca situasi dan kondisi peserta didik dalam proses belajar.

 

Prinsip keempat adalah pemberian umpan balik, setelah kegiatan remedial sesegara mungkin pendidik memberikan informasi terkait dengan kemajuan belajar peserta didik. Umpan balik ini bisa berupa korektif maupun konfirmatif. Umpan balik ini bertujuan untuk menghindari kekeliruan yang berlarut-larut dalam belajar.

 

 

Prinsip kelima adalah kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian layanan, kegiatan pembelajaran reguler dan kegiatan remedian merupakan satau kesatuan yang berkesinambungan yang tidak boleh terputus antara satu dengan yang lain. Dalam program belajar kegiatan remedial disediakan dalam pelayanannya agar peserta didik bisa mendapatkan pelayanan yang layak dalam belajar.

 

Analisis dan Penggunaan Hasil Penilaian Remedial dan Pengayaan.

 

Demikian pemaparan pada "Analisis Hasil Penilaian, Dasar Penyusunan Program Remedial & Pengayaan" ini mudah-mudah ada manfaatnya.

 

 

 

 

 

Intregrasi Program Remedial dan Pengayaan dalam Dokumen Rencana Pembelajaran

 

Integrasi ilmu agama

 

Pengertian integrasi

 

        Secara etimologis, integrasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris -- integrate; integration- yang kemudian diadaptasi ke dalam bahasaIndonesia menjadi integrasi yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) integrasi yaitu pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Sehingga integrasi ilmu adalah pemaduan antara ilmu-ilmu yangterpisah menjadi satu kepaduan ilmu, dalam hal ini penyatuan antara ilmu-ilmu yang bercorak agama dengan ilmu-ilmu yang bersifat umum.

 

        Integrasi ilmu agama dan ilmu umum ini adalah upaya untukmeleburkan polarisme antara agama dan ilmu yang diakibatkan pola pikirpengkutupan antara agama sebagai sumber kebenaran yang independen dan ilmu sebagai sumber kebenaran yang independen pula.Keterpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum perlu mendapat perhatian yang khusus terutama berkenaan dengan pendidikan agamaIslam. Hal tersebut untuk membina iman dan taqwa dengan penggalianberbagai teori ilmu pengetahuan tidak cenderung diarahkan untuk mencerdaskan anak didik semata. Akan tetapi diharapkan mampu memadukan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan lainnya, yangselanjutnya dihayati dan diamalkan dalam kehidupan.

 

        Meninjau betapa urgennya kapasitas agama dalam kehidupan manusia, maka sepatutnya agama dikembangkan sebagai basic nilai pengembangan ilmu. Karena perkembangan ilmu yang tanpa dibarengi dengan kemajuan nilai religinya, menyebabkan terjadinya gap/jurang akibat meninggalkan agama, ilmu-ilmu secara arogan mengeksploitas alam sehingga terjadi berbagai kerusakan ekosistem.

 

        Beberapa hal yang memperlihatkan bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan saling membutuhkan, dan tidak bertentangan. Hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

 

        Pertama, agama menyuruh manusia berfikir, menggunakan alat pikiran dan segenap potensi lainnya yang dimiliki sebagaimana tercermin pada ayat-ayat al- Qur'an yang menggunakan istilah tatafakkarun, tatadabbarun, tatazakkarun, ta'akkul, tafaquuh, intidzar, iqra, tafahhum, tabassarun dan seterusnya. Istilah- istilah mengacu kepada keharusan berfikir, merenungkan sesuatu yang tersirat, mengingat ciptaan Allah, memeras akal pikiran, memahami agama, mengobservasi dan menemukan. Perintah-perintah agama yang demikian dapat dijumpai prakteknya dalam ilmu pengetahuan. Dengan kata lain kerja ilmu pengetahuan adalah perintah agama.

 

        Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah untuk melaksanakan ibdah, mengolah alam dalam rangka pelaksanaan fungsi sebagai khalifah di muka bumi, memcahkan berbagai masalah dalam kehidupan lain sebagainya. Untuk dapat melaksanakan semua perintah agama ini jelas membutuhkan agama. Dengan kata lain perintah mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam terintegrasi dengan perintah melaksanakan ibadah dan lainya. Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya sebagaimana dikutip oleh Ibn Ruslan dalam kitab al-Zubad mengatakan fakullu man bi ghairi ilmu ya'malu a'maluhu mardudatun la tuqbalu (setiap orang yang melakukan perbuatan tanpa didukung oleh ilmu pengetahuan, maka ibadahnya itu tidak akan diterima Tuhan).

 

        Ketiga, agama berisikan ajaran-ajaran tentang bersyukur dan ibadah kepada Allah, berbuat salih dan hal-hal yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan manusia. Agama juga menjelaskan bagaimana seharusnya berusaha dan berbuat yang baik di dunia ini? Untuk apa hidup ini? Dan kemana seharusnya aktifitas kita dipertanggungjawabkan? Ilmu pengetahuan tidak dapat menjawab semua pertanyaan ini. Semua pertanyaan ini hanya dijawab oleh agama.

 

        Di satu pihak ilmu pengetahuan dan teknologi melalui teori yang dirumuskannya telah menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan bagi manusia, seperti kemudahan dalam berkomunikasi, kemudahan mendapatkan makanan, minuman, pakaian, kendaraan, dan berbagai kenikmatan lainnya. Namun ilmu pengetahuan dan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan tersebut tidak tahu tujuan apa yang harus dicapai dengan dengan semua itu. Dengan kata lain ilmu pengetahuan telah menghasilkan kemajuan untuk mencapai percepatan sampai pada tujuan. Namun ilmu pengetahuan itu tidak tahu tujuan apa yang harus dicapai semua itu. Agamalah yang memberikan landasan dana rah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Untuk ini tepat sekali ungkapan Albert Enstein yang mengingatkan bahwa ilmu pengetauan tanpa agama adalah buta (science without religion is blame).

 

        Keempat, agama berfungsi membenarkan, melengkapi dan mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa jadi sampai kepada kebenaran yang sesuai dengan yang dinyatakan dalam agama. Terhadap keadaan yang demikian agama membenarnya. Dalam keadaan demikian agama berfungsi sebagai pengait (konformator). Ilmu pengetahuan yang berbasiskan pada akal misalnya mengatakan bahwa mencuri itu tidak baik karena merugikan orang lain, dan agamapun membenarkannya. Ilmu pengetahuan terkadang tidak mengetahui semuanya, karena memiliki keterbatasan. Dalam keadaan demikian, agama datang menyempurnakannya. Ilmu pengetahuan misalnya tidak tahu bahwa setelah mati ada kehidupan di akhirat, ataualam yang tadinya sangat ditakuti mereka secara berangsur-angsur tidaklagi menakutkan.

 

        Konsep ketuhanan mereka pun bergeser. Ada yangmengatakan bahwa agama tidak lebih dari objek pelarian manusia yang gagal menghadapi sertamengatasi problema kehidupanya atau merupakanhasil tahap perkembangan yang terbelakang dari suatu masyarakat atau juga sekedar obsesi manusia tatkala mereka berusia kanak-kanak. Mengapademikian? Sebab, sebagai contoh, dengan kemajuan sains dan teknologidapat diketahui bahwa gempa terjadi karena adanya pergeseran ataupatahan kulit bumi, bukan karena Allah murka, sehingga manusia tidak perlu takut lagi.

 

        Di samping itu, meninjau ke ranah psikologis batiniyah, sebagai misal, orang barat yang terdepan dalam keilmuan dan sebagai kiblat kemajuan teknologi, jika ditinjau dari kacamata Islam sebagian dari mereka hidup tidak sejahtera, tidak tenteram dan tidak tenang. Kehidupan mereka kelihatan semrawut, bebas tanpa aturan. Hal ini disebabkan kurangnya sentuhan-sentuhan nilai-nilai religi karena ilmunya telah terdikotomikan dari ilmu agama.

 

        Sistem pendidikan Islam harus dibangun atas konsep kesatuan (integrasi) antara pendidikan jasmani dan ruhani sehingga mampu menghasilkan manusia muslim yang pintar secara fisik-biologis dan cerdas secara sosial, intelektual, dan spiritual. Kedua hal ini perlu diseimbangkan agar ia mampu menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (insan kamil).

 

 

 

 

 

 

 

  •  

 

 

KESIMPULAN

 

Pesertaa didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Sesuai kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka permasalahan yang dihadapi peserta didik berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi maupun kelebihan yang dimiliki peserta didik.

 

Pada hakikatya semua peserta didika akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaiannya yang berbeda. Ada peserta didik yang lambat dalam penugasan suatu materi dan ada pula peserta didik yang cepat dalam penugasan materi.

 

Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka sekolah melakukan suatu tindakan yaitu pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA [Times New Roman 12, spasi 1, bold]

 

Ahmadi, Abu., Supriyono, Widodo., Psikologi belajar, (Jakarta : PT. Rineka cipta, 2004)

 

Dewi, Dian., Azum, Zhafiri. (T.T.). Program Perbaikan dan Pengayaan. Tersedia di

 

:https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kelebihan+d an+kekurangan+program+pengayaan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DCK YSiF_EubIJ. Di unduh pada tanggal 05 April 2020. Pukul 19.37 WIB

 

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016)

 

Izzati, Nurma. (2015). Pengaruh Penerapan Program Remedial Dan Pengayaan Melalui Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015. diakses di http://media.neliti.com/media/publications/69417-ID- none.pdf. Pada 30 maret 2020 jam 10:20 a.m

Judin, Riduan. "Kelebihan dan Kelemahan Pengayaan". Tersedia di :

https://dokumen.tips/documents/kelebihan-dan-kelemahan-pengayaan-html.

Pada tanggal 30 Maret 2020. Pukul 10.25 WIB www.kompasiana.com/amp/emkapro/desain-program-remedial-dan-pengayaan-

dengan-simpel-pas.

www.coretanzone.id Remedial/Model/Pelaksanaan/Remedial dan/ Pengayaan/ di

/Sekolah. www.shmadyweb.blogspot.com ana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun