Penjual bapao lewat sambil sesekali membuka kukusan bambu yang menebarkan bau yang mengusik perut lapar di pagi hari. Penjual minyak melantangkan suaranya melawan kebisingan pagi memanggil kaum ibu guna membeli dagangannya.
Pagi berlangsung penuh dinamika. Namun aku beranjak dari situ dilecut rasa sesal berkepanjangan. Mengapa keduanya tidak menghubungiku tatkala peristiwa itu menimpa? Padahal aku siap memberikan perlindungan dan melakukan apa saja demi mereka yang selama ini sudah merasuki bagian paling dalam dari perasaanku. Kini dimana aku harus mencari ibu dan putrinya di tengah kota sebesar Shanghai?
Aku melanjutkan perjalanan pulang tersaruk-saruk seraya menyesap dukaku yang tak tercerna. Dunia nampak bagaikan bentangan kertas kosong abu-abu. Tidak ada warna serta tak bercorak. Untuk kedua kalinya aku telah kehilangan semangat dalam menjalani kehidupan yang masih panjang( fan.c)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H