Mohon tunggu...
Fandi
Fandi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, mentor, Menulis fiksi dan non fiksi, pegiat literasi.

Penulis dan pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Deklamasi Sang Penggembala

17 Februari 2021   20:03 Diperbarui: 17 Februari 2021   20:09 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OBSESI KEDELAI

Kala lain telah naik tingkat
Saatnya kedelai juga meningkat
Kedelai terlalu lama untuk istirahat
Kini saatnya meminta taubat

Tak mengerti acara berhelat
Kedelai kini juga bertekad
Walau banyak yang menghujat
Kedelai juga harap martabat

Kala obsesi kedelai telah berjingkat
Bahkan tempe sulit didapat
Kini semua ingin melihat
Sampai kapan kedelai bergulat

Kala payung sudah khianat
Tak lagi harap kerabat
Kedelai juga harus berbuat
Obsesi kedelai telah bermunajat

( D.I.M )

SASTRA DALAM JERITAN

Bak permata yang terkubur dalam tanah
Tak terlihat dalam bentuk amanah
Seakan dimengerti berupa kata mentah
Tak berarti kala lemah menjamah

Banyak rasa diungkap dalam suara
Tapi apa kala telingar tak mendengar
Mungkin dengan tulisan tulisan kusam
Suara yang terwakilkan dapat dibacakan

Sastra dalam jeritan
Ungkapan yang terselipkan
Dengan kata penuh kiasan
Ketika suara tak lagi didengarkan

Sastra dalam jeritan
Ketika suara telah diabaikan
Mungkin tuhan akan menjelaskan
Makna tulisan yang tergambarkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun