Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengupas Deep Learning: AI, Metode Abdul Mu'ti, dan Kurikulum Merdeka di Era Modern

10 Januari 2025   14:41 Diperbarui: 10 Januari 2025   14:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendikdasmen Abdul Mu'ti dan Nadiem Makarim (sumber: prfmnews.pikiran rakyat.com)

Deep Learning Abdul Mu'ti bukan kurikulum

Abdul Mu'ti menyebut "deep learning" sebagai metode, bukan kurikulum, sepertinya lebih kepada cara pandang yang strategis dan fleksibel dalam penerapan gagasan tersebut. Berikut beberapa alasan yang mungkin mendasarinya:

1. Fokus pada Pendekatan, Bukan Struktur Formal

Metode: Mengacu pada cara atau pendekatan untuk mengajar yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks pelajaran dan kurikulum yang sudah ada. Ini lebih fleksibel dan tidak memerlukan perubahan besar dalam sistem pendidikan.

Kurikulum: Mengacu pada dokumen resmi yang mengatur isi, tujuan, dan struktur pembelajaran. Perubahan kurikulum memerlukan persiapan, anggaran, dan persetujuan kebijakan nasional.

Alasan: Dengan menyebutnya metode, Abdul Mu'ti menghindari kerumitan administratif yang sering menyertai perubahan kurikulum.

2. Fleksibilitas dalam Penerapan

Sebagai metode, deep learning dapat diterapkan di semua mata pelajaran dan tingkat pendidikan tanpa perlu mengubah keseluruhan sistem.

Hal ini memungkinkan guru untuk mulai menerapkan konsep mindful, meaningful, dan joyful learning secara langsung, tanpa menunggu perubahan besar pada kurikulum.

3. Membangun Kesadaran Sebelum Perubahan Struktural

Abdul Mu'ti mungkin ingin memulai dengan mengubah pola pikir guru dan siswa terlebih dahulu. Jika konsep ini diterima dan terbukti efektif, penerapannya dapat diintegrasikan lebih dalam ke sistem pendidikan di masa depan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun