Hal ini terjadi karena (menurut teori belajar conditioning) :
a. Terbentuknya  tingkah  laku  sangat  sederhana  dan  mekanistis reflektif
b. Peranan  perasaan, kemauan,   pikiran,  kepribadian  tak mengarahkan tingkah laku. Jadi manusia saja
c. Tak sanggup menganalisa tingkah laku yang kompleks dimana tenaga rohani sebagai pendorong.
d. Terbentuknya tingkah laku karena habis formation.
II. Assosiative LearningÂ
Pada hakikatnya perkembangan adalah proses asosiasi bagi para ahli  aliran  ini  yang  primer  adalah  bagian-bagian  ada  lebih  dulu sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian itu terikat satu sama lain  menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi. (6)
Salah  satu  tokoh  aliran  asosisasi  adalah  John  Locke.  Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal  selembar  kertas  putih. yang  kemudian  sedikit  demi  sedikit terisi  oleh  pengalaman  atau empiris. Dalam hal ini  Locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
1. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera yang menimbulkan "sensation"
2. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri yang menimbulkan "reflexions" . Kesan "sensation   dan  reflexions"  merupakan  pengertian  yang sederhana  (simple ideas)  Yang  kemudian dengan asosiasi membentuk pengertian yang kompleks (Complex ideas).
Aliran  asosiasi  ini  meninggalkan  sejarah ,  tetapi  dalam  lapangan pendidikan  masih  ada  yang  menjalankan,  misalnya  mengajar membaca dan  menulis secara sintetis,  metode  menggambar secara sintetis.