6. Menggunakan metode mengajar yang bervariasi
G. Memory and Forgetting
Ingatan  adalah  penarikan  kembali  informasi  yang  pernah diperoleh  sebelumnya. Informasi yang pernah diperoleh sebelumnya dapat disimpan untuk : 1) beberapa saat saja; 2) beberapa waktu; 3) jangka waktu yang tidak terbatas.(15)
Mengingat tidak  sama  dengan  menghafal,  seorang  mahasiswa  S2 mungkin hafal bahan yang diujikan, sesudah ia lulus ia tidak ingat lagi bahan itu. Jadi "ingat"  selangkah lebih maju dari  menghafal. Bagi beberapa  orang  dengan  menggunakan  "kunci"  atau cara  tertentu dapat  memudahkan  mengingat  dan  menghafalkan.  Menghafal  atau memahami  bahan  sering  digunakan  bersama-sama.  Alat  Bantu mengingat, seperti untuk menentukan besarnya resistan pada  resistor (komponen  elektro)  yang dibedakan  atas  warna   yang  disingkat MEJIKU HIBINIU (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu) akan lebih mudah diingat daripada tanpa disingkat.
Tehnik belajar bahasa adalah resitasi yaitu pengulangan terus menerus  sehingga  bukan  hanya  hafal  akan  suatu  hal  tapi  juga meresap dalam diri pribadi menjadi bagian hidup seseorang. Hampir 80% waktu untuk belajar bahasa pada tahap awal harus digunakan ini. Ada 3 hal yang harus dikuasai dalam belajar bahasa asing yaitu: 1) belajar  membaca  dan  menerjemahkan  dalam  bahasa  sendiri;  2) dapat  menangkap  pembicaraan;  3)  belajar  bercakap-cakap  dalam bahasa  asing.  Jika  latihan  resitasi  dapat  dilakukan  secara  teratur niscaya ketiga ketrampilan itu akan dapat dikuasainya. (16)
Pelajaran  hafalan  menurut  hemat  penulis  masih  perlu  dilakukan terutama untuk tingkat SD. Untuk siswa yang telah memasuki SLTP pelajaran  hafalan  perlu  ditinggalkan  dan  diganti  dengan  metode pemahaman.  Hanya saja  untuk  pelajaran  bahasa, terutama  bahasa asing  Teknik  resitasi  mutlak  diperlukan,  karena  pengualangan- pengulangan terus menerus akan membuat pelajar menjadi hafal.
Kemampuan  untuk  mengingat  yang  lebih  maju  dari  pada hafalan, ternyata masih diperlukan bagi para pembelajar dari segala tingkatan,  tentu  saja  guru  harus  pandai  membuat  pelajaran  agar melekat terus pada ingatan anak, misalnya belajar berhitung dibantu dengan sempoa, menjelaskan hal yang penting secara berulang-ulang, membuat  "kata  kunci"  atau  dengan  alat  bantu  lainnya  untuk membantu siswa untuk mengingat sesuatu.
H. Learner Autonomy
Pembelajar  mandiri  (learner autonomy) adalah suatu  masalah yang eksplisit atau perhatian yang serius atau sadar. Kita tidak dapat menerima  tanggung  jawab  pembelajaran  kita  meskipun  kita mempunyai ide apa, bagaimana, kenapa kita berusaha untuk belajar. Pembelajar  harus  berinisiatif  untuk  memberi  bentuk arahan  untuk proses belajar dan harus berbagi dalam kemajuan dan evaluasi untuk mengembangkan sasaran pembelajar yang dicapai.
Otonomi secara semantik berarti kompleks, Pembelajar mandiri harus  menginterpretasikan  kebebasan dari  kontrol guru, kebebasan dari  tekanan  kurikulum  bahkan  kebebasan  untuk  memilih  tidak belajar.  Masing-masing  kebebasan  ini  harus dihadapkan  dan didiskusikan secara bijaksana, tetapi untuk kita yang terpenting adalah kebebasan  belajar yang tersirat  di  dalam diri  sendiri. Yang berarti kapasitas tersebut dibatasi dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pembelajar  mandiri  secara  umum  adalah  salah  satu  hasil perkembangan dan eksperimen belajar, sebagai contoh penguasaan bahasa  Ibu  berhasil  hanya  bila  dikembangkan  oleh  murid  sebagai pengguna bahasa tersebut, sebagai bahasa Ibu. Sama dengan belajar melalui  pengalaman  membantu  mendefinisikan  apa  itu  pelayanan masyarakat dalam memperkembangkan kapasitasnya sebagai tingkah laku pembelajar mandiri. Kebanyakan guru tergantung latihan-latihan pembelajar dalam jangkauan yang lebar dari kelakuan pembelajar di luar  kelas  yang  tergambar  dalam  prinsip  semua  pembelajar seharusnya mampu di dalam kelas.