Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jokpin dan Puisi Indonesia

24 April 2022   12:51 Diperbarui: 28 April 2022   18:45 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dari kiri) Para penulis seperti Ahmad Tohari, Joko Pinurbo, dan Vika Wisnu dalam acara Kesaksian! Cerpenis Berbagi di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2019). (Foto: KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA)

"Lho, Teguh si tukang bakso itu hidupnya lebih oke dari kamu, enggak perlu kamu peluk-peluk./"Sungguh kamu seorang pemeluk agama?"/"Sungguh, saya pemeluk agama, Tuhan."/"Tapi aku lihat kamu enggak pernah memeluk. Kamu malah menghina, membakar, merusak, menjual agama.

Teguh si tukang bakso itu malah sudah pandai memeluk./"Sungguh kamu seorang pemeluk?"/"Sungguh, saya belum memeluk, Tuhan."/Tuhan memelukku dan berkata,/"Pergilah dan wartakanlah pelukanKu./Agama sedang kedinginan dan kesepian./Dia merindukan pelukanmu." 

Renungan kegelisahan keberadaan manusia dapat ditemukan pada kata-kata, "Dalam doaku yang khusyuk/Tuhan bertanya padaku, hambaNya yang serius ini,/"Halo, kamu seorang pemeluk agama?"/"Sungguh, saya pemeluk teguh, Tuhan."

Penggunaan bahasa gaul dan lekat dalam keseharian hidup pada kata-kata, halo, loh, oke, rindu, peluk dan kesepian.

Refleksi keagamaan termuat dalam kata-kata, "Sungguh kamu seorang pemeluk agama?"/"Sungguh, saya pemeluk agama, Tuhan."/"Tapi aku lihat kamu enggak pernah memeluk./Kamu malah menghina, membakar, merusak, menjual agama. 

Unsur humor pada kata-kata, "Lho, Teguh si tukang bakso itu hidupnya lebih oke dari kamu, enggak perlu kamu peluk-peluk" dan "Teguh si tukang bakso itu malah sudah pandai memeluk."

Foto dari Antaranews.com
Foto dari Antaranews.com

Puisi Jokpin Diuji Waktu

Puisi Indonesia telah diuji zaman dan waktu dengan kemunculan pemuisi dari latar belakang dan bentuk yang berbeda.

Perbedaan latar belakang dan bentuk, penting untuk kerja kepenyairan karena tercipta genre dan pengucapan puisi yang berbeda antara satu pemuisi dengan pemuisi lainnya.  

Jokpin dengan latar berbeda dan menggali kerja kepenyairan dari angkatan sebelumnya sehingga memunculkan puisi ciri khas Jokpin yang bertolak dari renungan kegelisahan keberadaan manusia, penggunaan bahasa gaul dan lekat dalam keseharian hidup, refleksi keagamaan, dan humor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun