"Sekarang kamu mau gimana, Lin?" tanya Kale hati-hati. "Ya, selesai? Atau kita tetap dekat tapi bersikap selayaknya saudara kembar."
"Dua-duanya sulit, Lin. Aku nggak mau selesai sama kamu, dan aku juga nggak bisa kalau harus bersikap selayaknya saudara kembar."
"Kita coba dulu, Le. Pelan-pelan, pasti bisa."
"Lin, sakit..."
"Sama, Le. Tapi kita harus."
Semenjak hari itu, Kale tidak lagi menghampiri Kalina ke kelasnya. Kale juga tidak pernah mengganggu Kalina lagi. Ia butuh waktu, ia tidak bisa jika harus berpura-pura dan bersikap selayaknya saudara kembar di hadapan kalina. Mungkin saat ini, ia hanya butuh waktu untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Ia akan menemui Kalina lagi jika ia sudah siap.
Di sisi lain, Kalina sedikit merindukan Kale. Tapi ia sadar, ia tidak boleh seperti ini terus. Ia harus kembali menjalani hidupnya seperti biasa. Walaupun berat, Kalina yakin, dia pasti bisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H