Mohon tunggu...
Fajar Saputro
Fajar Saputro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jukir Tua

22 Agustus 2018   16:26 Diperbarui: 22 Agustus 2018   16:33 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga datang suatu hari, ketika suara jangrik dan katak meramaikan suasana malam, pintu rumahnya diketuk agak sedikit kasar. Nyuwito tergopoh-gopoh menuju pintu sambil membetulkan letak sarung yang sedang ia kenakan.

"Pak Kepala Desa?"

"Hmmm...," laki-laki berbadan tambun masuk dengan memonyongkan bibirnya, "kamu Nyuwito?" lanjutnya.

"Saya, pak. Mari, silakan duduk." Nyuwito kebingungan karena kedatangan pejabat desa adalah kejadian jarangan. "Mau minum apa, pak? Biar istri yang buatkan."

"Tidak usah repot-repot," Kepala Desa masih berdiri, memperhatikan keadaan rumah Nyuwito yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu, atapnya rumbia, dan lantainya masih berupa tanah. Mata Pak Kepala Desa menyisir setiap jengkal dinding bambu, kepalanya bergerak dari kanan ke kiri dan ke kanan lagi. "Aku tidak lama, Wi." lanjutnya.

"Sepertinya ada yang penting, sehingga harus datang selarut ini."

"Betul. Bahkan lebih penting dari kepala kita berdua, Wi."

"Maksud Pak Kades?"

"Ini soal pembangunan!" Yang tadinya Pak Kepala Desa menghadap dinding bambu, kini ia membalikkan bandan dan menatap mata Nyuwito. Tatapan yang mengancam, dengan tambahan kata 'pembangunan' yang telah menjadi momok setiap orang.

"Saya kurang mengerti, tolong bapak jelaskan."

"Tanah milikmu dibutuhkan negara, untuk pembangunan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun