Mohon tunggu...
Fajar Saputro
Fajar Saputro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jukir Tua

22 Agustus 2018   16:26 Diperbarui: 22 Agustus 2018   16:33 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terpaksa kuterima uang itu dengan kedongkolan yang berlipat-lipat. "Dia pikir aku telepon umum?" Bibirku menggerutu. Lalu kutancap gas, menuju warung langganan.

Jarak antara gerai ATM dan warung langgananku tak seberapa jauhnya, tapi karena tertimpa dua kekecewaan yang datang hampir bersamaan, perjalanan menuju ke warung terasa lebih cepat.

"Bu Lik, biasa!"

"Kamu ini kenapa? Kalau belum punya uang, hutang juga tidak apa-apa."

"Ada kok, Bu Lik, baru dapat kiriman dari orang tua."

"Lalu kenapa mukamu cemberut begitu?"

"Itu lho, Bu Lik, tukang parkir yang ada di ujung jalan sana. Jaga parkir kok di ATM. Memangnya itu ATM miliknya?"

"O, itu Mbah Wi. Kamu belum tahu ceritanya?"

Aku menggelengkan kepala.

***

Kau boleh mendengar cerita ini sambil menikmati makananmu. O, ya, aku sampai lupa. Kau mau minum apa? Air putih? Sebentar, biar aku ambil minuman untukmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun