Pendidikan dan kesadaran, Pancasila juga mengandung prinsip " Ketuhanan Yang Maha Esa," yang mencerminkan toleransi beragama. Pendidikan yang mempromosikan pemahaman dan penghargaan terhadap agam dan budaya lain dapat membantu menghindari stereotip budaya.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULANÂ
Radikalisme merupakan keyakinan atau tindakan yang menginginkan perubahan sosial atau politik secara ekstrem yang sering kali melalui kekerasan. Radikalisme di Indonesia semakin berkembang, bahkan telah mempengaruhi dunia pendidikan dan kaum muda. Penyebab utama radikalisme meliputi faktor politik, globalisasi, teknologi, psikologis, sejarah, serta ketidakpuasan ekonomi dan sosial.
Pancasila, sebagai ideologi negara yang terbuka namun tetap selektif terhadap pengaruh luar, memainkan peran penting dalam membendung radikalisme. Pancasila menekankan nilai-nilai persatuan, keadilan, demokrasi, dan penghormatan terhadap keragaman.Â
Untuk menghadapi radikalisme, perlu diperkuat penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari, termasuk melalui pengembangan kurikulum yang membentuk karakter siswa serta melibatkan seluruh komponen masyarakat.
Pancasila juga berfungsi sebagai benteng melawan radikalisme dengan menekankan kebhinekaan, ketahanan terhadap pengaruh asing, demokrasi, ketertiban, keadilan sosial, serta pendidikan yang mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap budaya lain dan agama.
SARAN
1. Penguatan Pendidikan Pancasila: Pendidikan harus lebih menekankan pengajaran nilai-nilai Pancasila untuk membentuk karakter yang nasionalis, toleran, dan menghormati keberagaman.Â
2. Pemanfaatan Teknologi Secara Positif: Dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan radikalisasi melalui internet, penting untuk meningkatkan literasi digital di kalangan anak muda, sehingga mereka dapat menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda radikal.